Bokep Terbaru :
PopAds.net - The Best Popunder Adnetwork
Recent Movies

CErita Dewasa - Pemerkosaan nentot tetanga






Panggil saja aku Ade, panggilan sehari-hari meski aku bukan anak bontot. Aku murid SMU kelas 3. Aku tinggal di sebuah perumahan di Jakarta. Daerahnya mirip-mirip di PI deh, tapi bukan perumahan "or-kay" kok. Sekitar beberapa bulan lalu, rumah kontrakan kosong di sebelah kiri rumahku ditempati oleh keluarga baru. Awalnya mereka jarang kelihatan, namun sekitardua minggu kemudian mereka sudah cepat akrab dengan tetangga?tetangga sekitar. Ternyata penghuninya seorang wanita dengan perkiraanku umurnya baru 30-an, anak perempuannya dan seorang PRT. Nama lengkapnya aku tidak tahu, namun nama panggilannya Tante Yana. Anaknya bernama Anita, sepantaran denganku, siswi SMU kelas 3. Ternyata Tante Yana adalah janda seorang bulekalau tidak salah, asal Perancis. Sikapnya friendly, gampang diajak ngobrol. Tapi, yang paling utama adalah penampilannya yang "mengundang". Rambutnya ikal di bawah telinga. Kulitnya coklat muda. Bodinya tidak langsing tapi kalau dilihat terus, malah jadi seksi. Payudaranya juga besar. Taksiranku sekitar 36-an.

Cerita ngentot tante Yang membikin mengundang adalah Tante Yana sering memakai baju sleeveless dengan celana pendek sekitar empat jari dari lutut. Kalau duduk, celananya nampak sempit oleh pahanya. Wajahnya tidak cantik?cantik amat, wajah ciri khas Indonesia, tipe yang disuka orang-orang bule. Seperti bodinya, wajahnya juga kalau diperhatikan, apalagi kalau bajunya agak "terbuka", malah jadi muka?muka ranjang gitu deh. Dari cara berpakaiannya aku mengira kalau Tante Yana ituhypersex. Kalau Anita, kebalikan ibunya. Wajahnya cantik Indo, dan kulitnya putih. Rambutnya hitam kecoklatan, belah pinggir sebahu. Meski buah dadanya tidak terlalu besar, kecocokan pakaiannya justru membuat Anita jadi seksi. Nampaknya aku terserang sindrom tetangga sebelah nih.

Berhari-hari berlalu, nafsuku terhadap Tante Yana semakin bergolak sehingga aku sering nekat ngumpet di balik semak-semak, onani sambil melihati Tante Yana kalau sedang di luar rumah. Tapi terhadap Anita, nafsuku hanya sedikit, itu juga karena kecantikannya dan kulit putihnya. Nafsu besarku kadang-kadang membuatku ingin menunjukkan batangku di depan Tante Yana dan onani didepan dia. Pernah sesekali kujalankan niatku itu, namun pas Tante Yana lewat, buru-buru kututup "anu"-ku dengan baju, karena takut tiba-tiba Tante Yana melapor sama ortu. Tapi, kenyataannya berbeda. Tante Yana justru menyapaku, (dan kusapa balik sambil menutupi kemaluanku), dan pas di depan pagar rumahnya, ia tersenyum sinis yang menjurus ke senyuman nakal. "Ehem.. hmm.." dengan sorotan mata nakal pula. Sejenak aku terbengong dan menelan ludah, serta malah tambahnafsu.

Kemudian, pada suatu waktu, kuingat sekali itu hari Rabu. Saat aku pulang kuliah dan mau membuka pagar rumah, Tante Yana memanggilku dengan lembut, "De, sini dulu.. Tante bikinin makanan nih buat papa-mamamu." Langsung saja kujawab, "Ooh, iya Tante.." Nafasku langsung memburu, dan dag dig dug. Setengah batinku takut dan ragu-ragu, dan setengahnya lagi justru menyuruh supaya "mengajak" Tante Yana. Tante Yana memakai baju sleeveless hijau muda, dan celana pendek hijau muda juga. Setelah masuk ke ruang tamunya, ternyata Tante Yana hanya sendirian, katanya pembantunya lagi belanja. Keadaan tersebut membuatku semakin dag dig dug. Tiba-tiba tante memanggilku dari arah dapur, "De, sini nih.. makanannya." Memang benar sih, ada beberapa piring makanan di atas baki sudah Tante Yana susun.

Saat aku mau mengangkat bakinya, tiba-tiba tangan kanan Tante Yana mengelus pinggangku sementara tangan kirinya mengelus punggungku. Tante Yana lalu merapatkan wajahnya di pipiku sambil berkata, "De, mm.. kamu.. nakal juga yah ternyata.." Dengan tergagap-gagap aku berbicara, "Emm.. ee.. nakal gimana sih Tante?" Jantungku tambah cepat berdegup. "Hmm hmm.. pura-pura nggak inget yah? Kamu nakal.. ngeluarin titit, udah gitu ngocok-ngocok.."Tante Yana meneruskan bicaranya sambil meraba-raba pipi dekat bibirku. Kontan saja aku tambah gagap plus kaget karena Tante Yana ternyata mengetahuinya. Itulah sebabnya dia tersenyum sinis dan nakal waktu itu. Aku tambah gagap, "Eeehh? Eee.. itu.." Tante Yana langsung memotong sambil berbisik sambil terus mengelus pipiku dan bahkan pantatku. "Kamu mau yah sama Tante? Hmm?" Tanpa banyak omong-omong lagi, tante langsung mencium ujung bibir kananku dengan sedikit sentuhan ujung lidahnya.

Ternyata benar perkiraanku, Tante Yana hypersex. Aku tidak mau kalah, kubalas segeraciumannya ke bibir tebal seksinya itu. Lalu kusenderkan diriku di tembok sebelah wastafel dan kuangkat pahanya ke pinggangku. Ciuman Tante Yana sangat erotis dan bertempo cepat. Kurasakan bibirku dan sebagian pipiku basah karena dijilati oleh Tante Yana. Pahanya yang tadi kuangkat kini menggesek-gesek pinggangku. Akibat erotisnya ciuman Tante Yana, nafsuku menjadi bertambah. Kumasukkan kedua tanganku ke balik bajunya di punggungnya seperti memeluk, dan kuelusi punggungnya. Saat kuelus punggungnya, Tante Yana mendongakkan kepalanya dan terengah. Sesekali tanganku mengenai tali BH-nya yang kemudian terlepas akibat gesekan tanganku. Kemudian Tante Yana mencabut bibirnya dari bibirku, menyudahi ciuman dan mengajakkuuntuk ke kamarnya.

Kami buru-buru ke kamarnya karena sangat bernafsu. Aku sampai tidak memperhatikan bentuk dan isi kamarnya, langsung direbah oleh Tante Yana dan meneruskan ciuman. Posisi Tante Yana adalah posisi senggama kesukaanku yaitu nungging. Ciumannya benar-benar erotis. Kumasukkan tanganku ke celananya dan aku langsung mengelus belahan pantatnya yang hampir mengenai belahan vaginanya. Tante Yana yang hyper itu langsung melucuti kaosku dengan agak cepat. Tapi setelah itu ada adegan baru yang belum pernah kulihat baik di film semi ataupun di BF manapun. Tante Yana meludahi dada abdomen-ku dan menjilatinya kembali. Sesekali aku merasa seperti ngilu ketikalidah Tante Yana mengenai pusarku. Ketika aku mencoba mengangkat kepalaku, kulihat bagian leher kaos tante Yana kendor, sehingga buah dadanya yang bergoyang-goyang terlihat jelas. Kemudian kupegang pinggangnya dan kupindahkan posisinya ke bawahku. Lalu, kulucuti kaosnya serta beha nya, kulanjutkan menghisapi puting payudaranya. Nampak Tante Yana kembali mendongakkan kepalanya dan terengah sesekali memanggil namaku.

Sambil terus menghisap dan menjilati payudaranya, kulepas celana panjangku dan celana dalamku dan kubuang ke lantai. Ternyata pas kupegang "anu"-ku, sudah ereksi dengan level maksimum. Sangat keras dan ketika kukocok-kocok sesekali mengenai dan menggesek urat-uratnya. Tante Yana pun melepas celana-celananya dan mengelusi bulu-bulu dan lubang vaginanya. Ia juga meraup sedikit mani dari vaginanya dan memasukkan jari-jari tersebut ke mulutku. Aku langsung menurunkan kepalaku dan menjilati daerah "bawah" Tante Yana. Rasanya agak seperti asin-asinditambah lagi adanya cairan yang keluar dari lubang "anu"-nya Tante Yana. Tapi tetap saja aku menikmatinya. Di tengah enaknya menjilat-jilati, ada suara seperti pintu terbuka namun terdengarnya tidak begitu jelas. Aku takut ketahuan oleh pembantunya atau Anita.

Sejenak aku berhenti dan ngomong sama Tante Yana, "Eh.. Tante.." Ternyata tante justru meneruskan "adegan" dan berkata, "Ehh.. bukan siapa-siapa.. egghh.." sambil mendesah. Posisiku kini di bawah lagi dan sekarang Tante Yana sedang menghisap "lollypop". Ereksikusemakin maksimum ketika bibir dan lidah Tante Yana menyentuh bagian-bagian batangku. Tante Yanamengulangi adegan meludahi kembali. Ujung penisku diludahi dan sekujurnya dijilati perlahan. Bayangkan, bagaimana ereksiku tidak tambah maksimum?? Tak lama, Tante Yana yang tadinya nungging, ganti posisi berlutut di atas pinggangku. Tante Yana bermaksud melakukan senggama. Aku sempat kaget dan bengong melihat Tante Yana dengan perlahan memegang dan mengarahkan penisku ke lubangnya layaknya film BF saja. Tapi setelah ujungnya masuk ke liang senggama, kembali aku seperti ngilu terutama di bagian pinggang dan selangkanganku dimana kejadian itusemakin menambah nafsuku.

Tante mulai menggoyangkan tubuhnya dengan arah atas-bawah awalnya dengan perlahan. Aku merasa sangat nikmat meskipun Tante Yana sudah tidak virgin. Di dalam liang itu, aku merasa adacairan hangat di sekujur batang kemaluanku. Sambil kugoyangkan juga badanku, kuelus pinggangnya dan sesekali buah dadanya kuremas-remas. Tante Yana juga mengelus-elus dada dan pinggangku sambil terus bergoyang dan melihatiku dengan tersenyum. Mungkin karena nafsu yang besar, Tante Yana bergoyang sangat cepat tak beraturan entah itu maju-mundur atau atas bawah. Sampai-sampai sesekali aku mendengar suara "Ngik ngik ngik" dari kaki ranjangnya. Akibat bergoyang sangat cepat, tubuh Tante Yana berkeringat. Segera kuelus badannya yang berkeringat dan kujilatitanganku yang penuh keringat dia itu.

Lalu posisinya berganti lagi, jadinya aku bersandar di ujung ranjang, dan Tante Yana menduduki pahaku. Jadinya, aku bisa mudah menciumi dada dan payudaranya. Juga kujilati tubuhnya yang masih sedikit berkeringat itu, lalu aku menggesekkan tubuhku yang juga sedikit berkeringat kedada Tante Yana. Tidak kupikirkan waktu itu kalau yang kujilati adalah keringat karena nafsu yang terlalu meledak. Tak lama, aku merasa akan ejakulasi. "Ehh.. Tante.. uu.. udaahh.." Belum sempat aku menyelesaikan kata-kataku, Tante Yana sudah setengah berdiri dan nungging di depanku. Tante Yana mengelus-elus dan mengocok penisku, dan mulutnya sudah ternganga dan lidahnya menjulur siap menerima semprotan spermaku. Karena kocokan Tante Yana, aku jadi ejakulasi. "Crit.. crroott.. crroott.." ternyata semprotan spermaku kuhitung sampai sekitar tujuh kali dimana setiap kencrotan itu mengeluarkan sperma yang putih, kental dan banyak. Sesekali jangkauan kencrotannya panjang, dan mengenai rambut Tante Yana. Mungkin ada juga yang jatuh ke sprei. Persis sekali film BF.

Kulihat wajah Tante Yana sudah penuh sperma putih kental milikku. Tante Yana yang memanghyper, meraup spermaku baik dari wajahnya ataupun dari sisa di sekujur batangku, dan memasukkan ke mulutnya. Setelah itu, aku merasa sangat lemas. Staminaku terkuras oleh Tante Yana. Aku langsung rebahan sambil memeluk Tante Yana sementara penisku masih tegak namuntidak sekeras tadi.

Sekitar seminggu berlalu setelah ML sama Tante Yana. Siang itu aku sedang ada di rumah hanya bersama pembantu (orang tuaku pulangnya sore atau malam, adikku juga sedang sekolah). Sekitar jam satu-an, aku yang sedang duduk di kursi malas teras, melihat Tante Yana mau pergi entah kemana dengan mobilnya. Kulihat Anita menutup pagar dan ia tidak melihatku. Sekitar 10 menitkemudian, telepon rumahku berdering. Saat kuangkat, ternyata Anita yang menelepon. Nada suaranya agak ketus, menyuruhku ke rumahnya. Katanya ada yang ingin diomongin. Di ruang tamunya, aku duduk berhadapan sama Anita. Wajahnya tidak seperti biasanya, terlihat jutek, judes, dan sebagainya. Berhubung dia seperti itu, aku jadi salah tingkah dan bingung mau ngomong apa.

Tak lama Anita mulai bicara duluan dengan nada ketus kembali,


"De, gue mau tanya!"


"Hah? Nanya apaan?" Aku kaget dan agak dag dig dug.


"Loe waktu minggu lalu ngapain sama nyokap gue?" Dia nanya langsung tanpa basa-basi.


"Ehh.. minggu lalu? Kapan? Ngapain emangnya?"


Aku pura-pura tidak tahu dan takutnya dia mau melaporkan ke orang tuaku.


"Aalahh.. loe nggak usah belagak bego deh.. Emangnya gue nggak tau? Gue baru pulang sekolah, gue liat sendiri pake mata kepala gue.. gue intip dari pintu, loe lagi make nyokap gue!!"


Seketika aku langsung kaget, bengong, dan tidak tahu lagi mau ngapain, badan sudah seperti mati rasa. Batinku berkata, "Mati gue.. bisa-bisa gue diusir dari rumah nih.. nama baik ortu gue bisa jatoh.. mati deh gue."

Anita pun masih meneruskan omongannya,


"Loe napsu sama nyokap gue??"


Anita kemudian berdiri sambil tolak pinggang. Matanya menatap sangat tajam. Aku cuma bisa diam, bengong tidak bisa ngomong apa-apa. Keringat di leher mengucur. Anita menghampiriku yang hanya duduk diam kaku beku perlahan masih dengan tolak pinggang dan tatapan tajam. Pipiku sudah siap menerima tamparan ataupun tonjokan namun untuk hal dia akan melaporkannya ke orang tuaku dan aku diusir tidak bisa aku pecahkan. Tapi, sekali lagi kenyataan sangat berbeda. Anita yang memakai kaos terusan yang mirip daster itu, justru membuka ikatan di punggungnya dan membukakaosnya. Ternyata ia tidak mengenakan beha dan celana dalam. Jadi di depanku adalah Anita yang bugil. Takutku kini hilang namun bingungku semakin bertambah. "Kalo gitu, loe mau juga kan sama gue?" Anita langsung mendekatkan bibir seksi-nya ke bibirku. Celana pendekku nampak kencang di bagian "anu".

Kini yang kurasakan bukan ciuman erotis seperti ciuman Tante Yana, namun ciuman Anita yang lembut dan romantis. Betapa nikmatnya ciuman dari Anita. Aku langsung memeluknya lembut. Tubuh putihnya benar-benar mulus. Bulu vaginanya sekilas kulihat coklat gelap. Sesegera mungkin kulepas celana-celanaku dan Anita membuka kaosku. Lumayan lama Anita menciumiku dengan posisimembungkuk. Kukocok-kocok penis besarku itu sedikit-sedikit. Aku langsung membisikkannya, "Nit, kita ke kamarmu yuk..!" Anita menjawab, "Ayoo.. biarlebih nyaman." Anita kurebahkan di ranjangnya setelah kugendong dari ruang tamu. Seperti ciuman tadi, kali ini suasananya lebih lembut, romantis dan perlahan. Anita sesekali menciumi dan agak menggigit daun telingaku ketika aku sedang mencumbu lehernya. Anita juga sesekali mencengkeram lenganku dan punggungku. Kaki kanannya diangkat hingga ke pinggangku dan kadang dia gesek-gesekkan. Dalam pikiranku, mungkin kali ini ejakulasiku tidak selama seperti sama Tante Yana akibat terbawa romantisnya suasana.

Dari sini aku bisa tahu bahwa Anita itu tipe orang romantis dan lembut. Tapi tetap saja nafsunya besar. Malah dia langsung mengarahkan dan menusukkan penisku ke liang senggamanya tanpa adegan-adegan lain. Berhubung Anita masih virgin, memasukkannya tidak mudah. Butuh sedikit dorongan dan tahan sakit termasuk aku juga. Wajah Anita nampak menahan sakit. Gigi atasnya menggigit bibir bawahnya dan matanya terpejam keras persis seperti keasaman makan buah mangga atau jambu yang asem. Tak lama, "Aaahh.. aa.. aahh.." Anita berteriak lumayan keras, aku takutnya terdengar sampai keluar. Selaput perawannya sudah tertembus. Aku mencoba menggoyangkan maju-mundur di dalam liang yang masih sempit itu. Tapi, aku merasa sangat enak sekali senggama di liang perawan. Anita juga ikutan goyang maju-mundur sambil meraba-raba dadaku dan mencium bibirku. Ternyata benar perkiraanku. Sedikit lagi aku akan ejakulasi. Mungkin hanya sekitar 6 menit. Meski begitu, keringatku pun tetap mengucur. Begitupun Anita.

Dengan agak menahan ejakulasi, gantian kurebahkan Anita, kukeluarkan penisku lalu kukocokdi atas dadanya. Mungkin akibat masih sempit dan rapatnya selaput dara Anita, batang penisku jadi lebih mudah tergesek sehingga lebih cepat pula ejakulasinya. Ditambah pula dalam seminggu tersebut aku tidak onani, nonton BF, atau sebagainya. Kemudian, "Crit.. crit.. crott.." kembali kujatuhkan spermaku di tubuh orang untuk kedua kalinya. Kusemprotkan spermaku di dada dan payudaranya Anita. Kali ini kencrotannya lebih sedikit, namun spermanya lebih kental. Bahkan ada yang sampai mengenai leher dan dagunya. Anita yang baru pertamakali melihat sperma lelaki, mencoba ingin tahu bagaimana rasanya menelan sperma. Anita meraup sedikit dengan agakcanggung dan ekspresi wajahnya sedikit menggambarkan orang jijik, dan lalu menjilatnya.

Terus, Anita berkata dengan lugu, "Emm.. ee.. De.. kalo 'itu' gimana sih rasanya?" sambil menunjuk ke kejantananku yang masih berdiri tegak dan kencang. "Eh.. hmm hmm.. cobain aja sendiri.." sambil tersenyum ia memegang batang kemaluanku perlahan dan agak canggung. Tak lama, ia mulai memompa mulutnya perlahan malu-malu karena baru pertama kali. Mungkin ia sekalian membersihkan sisa spermaku yang masih menetes di sekujur batangku itu. Kulihat sekilas di lubang vaginanya, ada noda darah yang segera kubersihkan dengan tissue dan lap. Setelah selesai, aku yang sedang kehabisan stamina, terkulai loyo di ranjang Anita, sementara Anita juga rebahan di samping. Kami sama-sama puas, terutama aku yang puas menggarap ibu dan anaknya itu. Cerita Berikutnya yang lebih menantang dengan Foto yang menggairahkan

Tamat

Cerita Hot - Ibu temanku yg semok...





Saya berangkat dari Bandung siang hari, sampai di sana sudah malam. Setibanya saya di rumah sahabat saya, saya langsung memencet bel pintu rumah. Begitu bel dipencet, keluarlah seorang wanita setengah baya, dan dia adalah ibu sahabat saya, namanya Ibu Ita. O ya.., Ibu Ita adalah seorang janda, umurnya saya perkirakan sekitar 39 tahun. Walaupun umurnya sudah hampir mencapai kepala 4, tetapi masih kelihatan seksi dan montok, walaupun buah dada yang besar itu sedikit kendor.

"Malam Bu..," sapa saya.
"Ooo, NakJDddi. Malam juga.., ayo masuk..!" balasnya, lalu saya pun masuk ke dalam ruang tamu.
"Sama sapa kamu Ded..?" tanyanya.
"Saya sendiri Bu, o ya.., Rinto mana Bu..?" saya balik bertanya.
"Rinto sedang ke Batam, kemaren dia berangkat, dia ada panggilan kerja di sana." katanya.
"Ke Batam..?" tanya saya penuh heran dan sedikit kecewa.
"O ya.., Dedi tidur dimana..?" tanya Bu Ita.
"Ngga tau nich Bu.., mungkin saya akan langsung balik lagi ke Bandung, soalnya Rinto ngga ada sich Bu.." kata saya.
"Jangan pulang dulu Nak Dedi, mendingan kamu tidur aja disini, sekarang kan sudah malam, lagian tuch masih ada kamar kosong.." katanya.

Saya diam sejenak dan mempertimbangkan ajakannya.
"Oke dech Bu.., saya akan menginap beberapa hari lagi disini.." kata saya.
"Ayo.., bawa tas kamu ke kamar depan. Kalau mau mandi silahkan aja, ada air hangatnya tuh di kamar mandi" katanya sambil tersenyum manis kepada saya.

Lalu saya membawa tas saya dan masuk ke kamar tamu, setelah itu saya menuju ke kamar mandi, lalu mandi dengan air panas. Setelah mandi, dengan masih handuk dililitkan di pinggang, saya melihat Ibu Ita sedang menyiapkan makanan buat saya. Tanpa menyapa dan hanya melempar senyum, saya berlalu masuk ke kamar. Sesampainya di kamar, saya tidak langsung memakai pakaian, tetapi saya telanjang bulat di hadapan cermin sambil membayangkan jika batang keperkasaan saya ini dinikmati oleh Ibu Ita. Saya berdiri dengan bergaya sambil memainkan batang kejantanan saya hingga benda itu tegak dan mengeras. Tetapi begitu terkejutnya saya ketika tiba-tiba pintu kamar dibuka oleh Ibu Ita. Lalu dengan seketika saya menghadap pintu yang dibuka oleh Ibu Ita dengan membebaskan batang kejantanan saya dilihat Ibu Ita, dan Ibu Ita hanya bisa menatap terpana akan keindahan batang kejantanan saya.

Setelah beberapa detik terdiam, Ibu Ita pun berbicara, "Ded.. makanan udah Ibu siapin.., ayo makan bareng yuk..!" ajaknya tersipu malu dan menampakkan wajahnya yang memerah.
"Baik Bu, sebentar lagi.., Dedi pakai pakaian dulu.." kata saya, lalu pintu pun tertutup kembali.

Setelah berpakaian, saya pun keluar ke arah ruang makan. Sesampainya disana, saya sempat terpana juga, ternyata Ibu Ita sudah mengganti bajunya dengan daster tidur yang tipis dan transparan. Ibu Ita memakai BH dan CD berwarna hitam, menambah pikiran saya yang tak karuan. Lalu dengan santai saya berjalan menuju meja makan, dan kami berdua pun langsung makan. Di meja makan kami pun terlibat percakapan. Dia menceritakan bahwa selama ini dia sangat kesepian setelah ditinggal suaminya, sedangkan dengan keberadaan Rinto masih kurang, sebab Rinto jarang berada di rumah.

Tetapi betapa terkejutnya saya saat Ibu Ita meminta saya untuk menemaninya tidur di kamarnya. Dengan terkejutnya hingga saya tersedak makan. Lalu dengan reflek, Ibu Ita berdiri dan menghampiri saya.
Dari belakang, punggung saya diusap-usap sambil dia berkata, "Kalo makan hati-hati donk..!"
Tapi entah sengaja atau tidak, buah dada yang besar itu menempel di punggung saya, membuat adik kecil saya yang di bawah mulai bangun. Lalu tanpa diduga, Ibu Ita yang sudah sangat menginginkan kehangatan lelaki, mulai agresif menciumi leher dan langsung ke pipi saya.

Dengan nafsu yang sudah menggebu-gebu, saya pun merangkul tubuh Ibu Ita dan langsung membalas ciumannya. Sambil berciuman, tangan saya mulai bergirlya meraba-raba dan meremas-remas buah dada yang besar itu. Ibu Ita hanya merintih dan badannya menggelinjang. 15 menit kami saling berciuman, lalu kami menghentikan acara ciuman kami. Tanpa harus bertanya lagi, Ibu Ita mengajak saya ke kamarnya, dengan memegang tangan saya. Saya dituntun menuju kamar tidurnya. Begitu di dalam kamar, pintu kamar dia kunci, lalu dia melepaskan baju saya dan celana hingga bugil dengan ganasnya. Lalu saya disuruh naik ke atas tempat tidur dan saya disuruh berbaring.

Dengan semangat 45, Ibu Ita menciumi saya dari atas hingga bawah, betapa nikmat dan gelinya ketika batang kemaluan saya dijilatnya, dikulum dan disedot-sedot sambil dikocok-kocok halus.
15 menit kemudian saya sudah tidak dapat menahan kenikmatan dari mulutnya, lalu, "Croott.. crroott.. crroott.." air mani saya pun muncrat ke dalam mulutnya.
Dengan bangganya air mani saya ditelan hingga habis, mulai dari helm sampai batang kemaluan saya pun dibersihkan dengan lidahnya.

Dengan perasaan tidak mau kalah, saya langsung membuka satu persatu pakaian yang dipakai Ibu Ita hingga bugil, dan aku membaringkannya di ranjang itu. Saya pun mulai menciuminya dan meremas-remas sambil menyedot-nyedot buah dada yang besar dan indah itu.
"Hmm.., terus Ded..! Iya itu.. enak.., aahh.., terus sayang..!" rintihnya.
Lalu saya pun mulai turun menciuminya dan mulai saya menyibakkan bulu-bulu kemaluan yang lebat dan hitam itu, lalu saya menjilat-jilatinya sambil memasukkan jari-jari tangan saya ke lubang senggamanya.
"Aaahhkk.., aakkhh..," rintihnya.
Tidak lama, bibir kewanitaannya sudah basah dengan cairan-cairan kental dari liang senggamanya.

Setelah puas, saya merubah posisi saya. Saya langsung berbaring dan Ibu Ita saya suruh naik di atas selangkangan saya dan berjongkok. Dengan tangannya sendiri, batang kejantanan saya diarahankannya masuk ke dalam lubang kenikmatannya.
Dan, "Bleess.., bblleess.." masuk sudah kemaluan saya dengan penuh ke dalam lubangnya yang ranum itu.
"Aaakkhh.. aakkhh.." saya menjerit karena merasa betapa nikmatnya kejadian itu.
Lalu tubuh Ibu Ita mulai naik turun di selangkangan saya, sesekali pantatnya diputar-putar. Saat pantatnya diputar terasa nikmat sekali.

15 menit kemudian, saya merubah posisi dengan batang kejantanan saya masih di dalam liang senggamanya. Saya merubahnya dengan posisi dia berbaring, lalu saya duduk dan mengangkat satu kaki Ibu Ita ke atas. Lalu saya mulai memaju-mundurkan senjata keperkasaan saya di liang senggamanya dengan irama sedang-sedang saja.

Kemudian, tidak lama setelah itu, saya merubah lagi posisi. Sekarang saya merubah ke posisi doggie style. Saya tusuk-tusukkan batang keperkasaan saya itu dari belakang.
"Aaakkhh.., aakkhh.., sayang.. Ibu mau keluar nich..!" katanya sambil berusaha menahan dorongan yang saya lakukan.
"Keluarain aja Bu.., Dedi masih belom mau keluar.." balas saya yang masih tetap memacu gerakan.
Lalu, "Aaakkhh.." ternyata Ibu Ita sudah keluar.
Saya merasakan lubang di dalam dinding kemaluannya licin karena cairan itu. Tapi aku masih terus mengocok-ngocok batang keperkasaan saya di liang senggamanya. Setelah itu kami merubah posisi lagi. Sekarang posisi Ibu Ita berbaring, lalu saya angkat kedua kakinya dan saya rentangkan lebar-lebar kemaluannya dan saya menyodoknya dari depan.

10 menit kemudian, saya sudah tidak tahan lagi ingin menembakkan lahar saya. Lalu saya tarik batang kejantanan saya. Saya segera membangunkan Ibu Ita untuk duduk dan batang kejantanan saya, saya arahkan ke mulutnya.
Dengan cepat Ibu Ita menyambutnya, dia mulai mengocok-ngocok dan, "Crroott.., ccrroott.., ccrroott..!" air mani saya menyembur ke wajahnya.
Tanpa disuruh lagi, Ibu Ita langsung membersihkan batang kejantanan saya dan dijilat-jilatnya hingga bersih.

Setelah beberapa menit kami beristrirahat, kami pun melakukannya kembali hingga pukul 3 pagi. Permainan kami sangat indah dan mesra sekali saya rasakan, berbeda dengan pengalaman saya yang sebelumnya. Ibu Ita dan saya di permainan yang kedua melakukan hubungan seks yang halus dan lebih mesra, karena selain terasa lebih nikmat, kami juga membutuhkan adaptasi setelah permainan yang pertama. Setelah melakukan permainan yang ke-tiga, kami pun tidur bersama dengan keadaan bugil sambil kedua tangan Ibu Ita memeluk erat tubuh saya yang saat itu telah lemas tak berdaya. Kesekon harinya juga kami melakukannya lagi. Saya di Bogor hanya 2 hari, lalu saya pulang kembali lagi ke Bandung dengan membawa oleh-oleh kenangan yang indah bersama Ibu Ita.

Tamat

Cerita Ngentot - Teman kost

Sudah lama aku dan beberapa temanku mengincar sebuah kost putri yang masih baru didaerahku. Daerah dekat kampungku terdapat perumahan yang masih tergolong baru dan tempatnya cukup terpencil ditengah sawah yang kebetulan belum banyak berpenghuni. Hanya ada 5 rumah yang baru dibangun, dan yang ditempati baru satu dan itupun ditempati oleh 4 orang cewek yang kebetulan kost disitu. Kami sering memperhatikan mereka pada saat mereka sering lewat membeli barang kebutuhan dikampungku. Mereka semua cantik cantik dan putih. Belakangan kami mulai mengenal nama nama mereka. Mereka semua berasal dari luar daerah yang baru masuk kuliah semester pertama.

Suatu malam pada saat aku ,Joni,Bram,Agung sedang minum minuman keras salah seorang cewek penghuni kost yang bernama Tia baru saja melewati kami memakai kaos ketat dan celana pendek. Timbul pikiran jahat dibenakku dan kucetuskan pada teman-temanku.

“Wah Jon….cakep dan sexi juga ya penghuni kost itu..?” pancingku.

“iya tuh..sexi banget….wah sayang karena orang kayak kita kan bisanya cuman

ngeliat aja…”

Bram pun menimpali ” Bener cewek gitu ga bakalan mau sama orang kayak kita kita Jon..”

Lalu aku kemabali memancing mereka..”Klo emang ga mau kenapa gak kita perkosa aja sekalian rame-rame..kan bukannya dia juga ga bakalan jadi milik kita….?”

“Gila loh ….entar dipenjara gimana..?” sahut Agung.

“Ga bakalan ….. asal tahu caranya bro…” Sahutku

“Maksud loe gimana jack..?” Tanya Bram.

Aku mengeluarkan sebuah handycam dari tasku dan beberapa tutup kepala yang memang sudah lama aku siapkan

“Ini nih jurus ampuh memperkosa tanpa takut dilaporkan kepolisi..mau tahu caranya..?” Aku berkata kepada Agung “Kamu bisa gunakan ini kan..Gung.?” Agung tersenyum simpul dan mengangguk. “Jadi kita gunakan kamera ini saat kita memperkosa mereka dan kita gunakan sebagai ancaman klo mereka berani melapor..!!!!” Dan aksi itupun tak lama akan Dimulai……

Waktu menunjukkan pukul 22.30, perlahan kami satu persatu memanjat dinding belakang kost putri yang tidak terlalu tinggi itu. Pelan pelan kubuka pintu dapur yang tidak terkunci dan menuju kedalam pelan pelan diikuti oleh teman temanku. Aku melihat hanya ada 2 motor yang terparkir berarti hanya ada dua penghuni kost saat ini.

Darahku terkesiap ketika melihat salah satu kamar tidak terkunci dengan pintu sedikit terbuka, aku melihat tia sedang tidur dengan paha mulus putihnya yang terbuka. Aku segera membagi 2 kelompok masing masing dua orang. Aku dan Agung memasuki kamar Tia dan kelompok kedua Bram dengan Joni mengetuk kamar Heni.

Bram mengetuk kamar Heni perlahan..rupanya Tia terbangun terlebih dahulu karena kamar mereka bersebelahan. namun aku dan Agung sudah bersiap dan segera menempelkan golok dileher Tia. “Diem lo jangan bertingkah..!!!!!!” Tia terkejut dan masih terdiam. “Coba panggil temen kamu yang masih tidur dari sini..!!” wajah Tia pucat dan dengan gemetar memanggil temannya, “Hen…bangun Heniii…tolongin gue Heenn…” panggil Tia dengan suara gemetar. Sementara Bram masih mengetuk kamar Heni.

Tak lama pintu dibuka dan Bram langsung menyergap Heni sambil menempelkan goloknya pula.Heni terkejut dan langsung pucat, dia tidak berani berteriak.

“Ringkus dan ikat dia dengan lakban Bram..!! Biar dia menikmati tontonan gratis antara aku dan temannya ha..ha..ha…” perintahku.

Setelah Heni diringkus oleh kedua temanku, aku segera memakai topengku dan memberi isyarat ke Agung supaya menyalakan handycam.

Tia semakin pucat dan mulai memohon “Ampun bang …tolong jangan perkosa kami..ini kami ada sedikit uang untuk Abang..ambil semua yang Abang mau tapi tolong jangan perkosa kami bang..” Kata Tia hampir menangis.

Cerita Seks - Aku tampar wajah Tia, “Diem loh jangan berisik..!!” lalu mendorong tubuh mungil Tia keatas tempat tidurnya yang indah. Tia mulai terisak, aku tak perduli.

Aku segera meraih daster tipisnya dan kurobek dengan kasar. Tia mencoba berguling kesamping sambil menutupi daerah dadanya sambil menyembunyikan wajahnya yang manis. Aku segera meraih tubuhnya dan kutelentangkan dengan paksa. Aku membuka silangan tangan didada Tia dan dengan kasar sekali lagi aku merobek BH Tia yang hanya berukuran 32 B.Tampaklah kedua bukit indah yang mungil dengan puting susu yang memerah.

“Singkirkan tangan elo sekarang atau gua pukul lagi kamu..!!” perlahan lahan Tia menurut. Aku mulai meremas dan menciumi buah dada indah itu, sementara Tia masih terisak.Heni yang terbelenggu dipaksa kedua temanku untuk melihat semua kejadian itu. Aku membuka seluruh pakaianku, dan aku menjambak rambut Tia sehingga wajahnya terangkat.

“Nih kulum penis gue..awas klo ga mau gue bunuh kamu sekarang juga..!!!” Kataku

Tia menurut.. Oooh betapa nikmat rasanya ketika mulut mungil berbibir tipis itu mulai mengulum penisku. “Heh..setan!! Awas jangankena gigi elo rasanya sakit tahu…!!!” aku memaklumi karena mungkin Tia baru pertama kali ini mengulum penis seorang cowok. Dan aku segera memaju mundurkan wajah Tia dipenisku dengan menjambak rambutnya. Tanpa membuang waktu lagi aku segera memerintahkan kedua temanku untuk melepaskan Heni dan membuka lakban dimulutnya. Aku memerintahkan Heni supaya masuk keranjang dimana Tia sedang mengulum penisku.

“Buka bajumu…dan jilat vagina temanmu ini..awas kalau tidak mau menurut gue bunuh kamu sekarang juga..!!’ Kataku. Bram dan Joni terkekeh melihatku.

“Bisa aja kamu jack..wah wah..wah sekali dapet dua lalat nih ayo terusin jack..!!”

kata mereka.

Agung masih menyorot semua kejadian itu dengan handycamku.

Bram dan Joni mulai melepaskan semua pakaian mereka dan mengocok penis mereka , rupanya mereka juga terangsang melihatku.

Seperti perintahku setelah aku mengatur posisi sedemikian rupa, heni mulai menjilati vagina Tia dengan ragu-ragu. “Ayo yang mesra jilatin vagina Tia..!! Kalau tidak bisa kupotong lidahmu ..!!” gertakku. Heni menuruti kata kataku. Wajahnya semakin pucat dan hampir menangis. Setelah dia menjilati vagina Tia, rupanya kuluman tia pada penisku mulai kacau, oleh sebab kenikmatan yang ditimbulkanHeni pada vaginanya. Aku tersenyum melihatnya.

Birahiku segera memuncak dan segera ingin meperkosa vagina milik Tia yang terlihat sempit itu. Kemudian aku menyuruh tia untuk berhenti dan tidur terlentang. Aku menyuruh Heni untuk meletakkan vaginanya diatas mulut Tia.

“Nah sekarang gantian elo yang jilatin vagina milik Heni..jangan mau enaknya saja ya..!!” Tia pucat tapi dia menurut. wajah Tia terbenam diselangkangan milik Heni sementara mereka semua hanya terdiam ketakutan menuruti perintahku. Aku memposisikan penisku divagina Tia,sambil terus berusaha menyodok vaginanya aku terus meremas dan menciumi buah dada Heni yang berukuran sedang dan indah pula.

Lubang Tia masih terasa begitu sempit,walaupun terlihat kesakitan dia masih terus berusaha menjilati vagina Heni. Lubang milik Tia sudah basah akibat jilatan Heni tadi, dan Drrrt..drrt..drrt.aku segera memompa memasukkan penisku dalam vagina perawan milik Tia. Sempit sekali rasanya sehingga menimbulkan sensasi nikmat yang luar biasa dipenisku.

“Aah..tolong sudah bang sakit bang…aduh..sakit bang..tolong…!!” Jerit Tia

Bram segera mendatangi Tia dan menampar mulutnya ..PLAK..!!!

“Diem Loe dan jangan coba coba bersuara lagi..!! Jilatin terus memek temen kamu itu!!!” kata Bram.

Air mata Tia tak dapat dibendung lagi menahan perih, dan aku semakin tak peduli. Semakin cepat aku memompa penisku dalam vaginanya, sambil aku terus meremas dan mencium buah dada Heni yang vaginanya masih terus dijilatin oleh Tia.

Sepuluh menit kemudian …..Crrooot ! spermaku tumpah didalam vagina Tia. Aku mengentikan aktivitas penisku didalam vagina Tia. Terasa berdenyut denyut nikmat dinding vagina Tia. Sementara aku berhenti kini rupanya giliran Heni yang tiba tiba mengejang …rupanya dia juga mengalami orgasme karena jilatan Tia pada vaginanya.

Melihat hal itu aku jadi kembali terangsang dan penisku bangkit berdiri lagi. Aku menyuruh mereka bertukar posisi. Sekarang posisi Tia ditempati oleh Heni begitu pula sebaliknya. sekarang vagina Tia-lah yang dijilatin oleh Heni. Darah keperawanan Tia masih meleleh dipahanya bercampur spermaku. Aku mmerintahkan Heni untuk menjilati bersih sperma bercampur darahku dipaha Tia. Heni yang ketakutan itu hanya menurut sambil menangis, sesekali terlihat dia seperti mau muntah namun ditahannya.

“Awas klo elo sampai muntah gue keluarin semua isi perut eloe..ngerti..?” ancamku pada Heni. Gadis itu semakin ketakutan.

Kini penisku sudah berada dibibir vagina Heni, sementara Heni masih menjilatin vagina milik Tia yang baru saja kehilangan keperawanannya , aku terus mencumbu dan meremas dada Tia.

vagina Heni rupanya memang lebih sempit, aku sampai kesulitan beberapa kali membobol keperawanan miliknya. Sampai aku akhirnya benar-benar memaksa penisku barulah aku dapat menembus vagina Heni. Jujur saja ketika memerawani Heni penisku agak sakit karena memang vagina Heni lebih sempit dari vagina milik Tia. Setelah beberapa saat setelah penisku berada dalam vagina Heni yang sudah berdenyut dari sejak awal perawannya kubobol, aku mulai menggerakkan penisku maju mundur . Gilaaa…!! vagina Heni lebih nikmat dari vagina Tia karena memang bentuk tubuh Heni lebih kecil dari bentuk tubuh Tia.

Setengah jam aku memompa vagina Heni sampai akhirnya aku memuntahkan spermaku jauh labih banyak daripada spermaku di vagina Tia. Setelah aku menghabiskan spermaku diliang vagina Heni , aku meyuruh Tia untuk kembali mengulum penisku membersihkan sisa darah keperawanan Heni yang masih melekat di penisku.

Lalu aku berpaling kepada ktiga temanku yang sudah menunggu dengan telanjang dan masing masing penis yang sudah ngaceng.

“Bagaimana..?” Tanyaku……”

“Hebat Jack…….sampai sampai gue ama Joni udah ga tahan niiih…!!!” Kata Bram

“sabar..sabar dulu ya kalian pasti akan menerima bagian masing masing..”

“biar mereka bersihkan vagina mereka dahulu ….ya..?” Kataku

Bram sudah tidak sabar lagi, namun aku mencegahnya.

“Coba lihat dulu ini…”

Lalu aku segera memerintahkan kedua gadis itu untuk saling menjilati vagina temannnya hingga bersih.

Bram tertawa lebar”ha.ha..ha..betul juga maksud elo jack..masa kami dikasih bekas kecap elo…ha..ha..ha”

Setelah mereka melihat kedua vagina milik Sinta dan Tia sudah terlihat bersih dari spermaku dan ceceran darah keperawanan mereka yang masih menempel dipaha. Bram dan joni segera menyergap dan meperkosa kedua gadis malang itu, dilanjutkan dengan acara bertukar pasangan dan tak ketinggalan pula Agus sang ‘kameramen’ yang merekam semua adegan pemerkosaan itu.

Cerita Dewasa - Setelah hari menjelang subuh kami menguras seluruh harta kedua gadis itu termasuk motor ATM dan nomer Pin serta perhiasan yang tidak sedikit jumlahnya. Maklum sepertinya mereka anak orang kaya. Sebelum meninggalkan mereka aku sempat mengancam, kalau berani amcam-macam, adegan pemerkosaan itu akan kami sebarluaskan. Setelah itu kami semua pergi meninggalkan mereka hingga beberapa bulan lamanya.

Rupanya rahasia itu masih tersimpan rapi oleh mereka, karena setelah sekian lama kami merantau dan memutuskan untuk pulang kampung ternyata tidak ada tanda tanda bahwa kami dicari oleh pihak kepolisian. Hanya saja Tia dan Heni sudah tidak bertempat tinggal dokostnya lagi, rupanya mereka telah pindah.
TAMAT

Cerita Dewasa - Penculikan Jess, Anak Direktur

Jess adalah putri seorang direktur perusahaan X yg ternama di kotanya. Perusahaan tersebut memiliki banyak saingan. Bob adalah boss salah satu perusahaan saingan tsb. Ia memutuskan untuk menculik Jess untuk menjatuhkan perusahaan ayah Jess.

Jess sendiri duduk di kelas 3 SMA di sebuah sekolah internasional yg siswanya terkenal kaya raya. Ia aalah salah satu gadis populer di sekolah tsb. Rambutnya panjang dan ikal, wajahnya sangat cantik walaupun matanya agak sipit. Kulitnya putih mulus, badannya terbilang seksi. Walaupun cantik, tapi Jess adalah anak baik-baik.

Di hari yang sial itu, orang suruhan Bob datang ke sekolah Jess dan menunggu jam bubaran. Hari itu adalah hari Jumat, biasanya Jess tidak langsung pulang ke rumah, namun mengunjungi pacarnya yang sedang magang di mall yang tidak jauh dari sekolahnya. Saat Jess sedang berjalan sendirian ke mall tersebut, orang-orang suruhan Bob dengan cepat meringkus Jess dan memaksanya masuk ke mobil sedan. Jumlah orang yg meringkus Jess berjumlah 3 orang yang menggunakan topeng. Mereka menyumpal mulut Jess dengan kain dan mengikat kedua tangannya. Tanpa sempat dikejar satpam, mobil tersebut langsung dilarikan ke sebuah bangunan di pinggiran kota.

Bangunan tersebut kosong dan berdebu. Langit-langitnya tersusun atas tiang-tiang besi. Mereka segera menyeret Jess dan menggantungkan tubuh Jess ke langit-langit gedung tersebut. Kedua tangan Jess yang terikat terangkat ke atas, sementara tubuhnya bergantung bebas. Salah satu dari ketiga orang tersebut menyalakan video kamera yang mengarah ke arah tubuh Jess. Setelah mengetahui kalau para penculik itu akan merekam segalanya, Jess meronta-ronta minta dilepaskan, namun suaranya tertahan kain yang menyumpal mulutnya dan usahanya pun sia-sia.

"Video ini akan kami kirimkan ke ayahmu, supaya ia mau menjual perusahaannya dan mengirimkan kami sejumah uang. Tenang sayang, kamu gak bakal kita apa2in kalo papa kamu ikutin kemauan kami!" kata salah seorang penculik yang mengaku bernama Jack, sambil mengelus wajah Jess yang mulus itu.

Rekaman video pun dimulai. Para penculik mengelilingi tubuh Jess yang tergantung2. Salah seorang penculik yang mengaku bernama Tom menarik dasi yang dikenakan Jess hingga lepas, kemudian melepas kancing baju Jess secara kasar. Sementara temannya yang mengaku bernama Jerry melepaskan sepatu yang dikenakan Jess dan memeloroti celananya. Dalam waktu satu menit setelah rekaman dimulai, mereka berhasil melucuti seragam Jess. Kini ia hanya mengenakan bra berwarna putih dan celana dalam dengan warna yang senada.

Tangan Jack mulai menyusup ke balik bra Jess dan mulai meremas-remas payudaranya. Payudaranya cukup besar untuk ukuran anak SMA, bentuknya bulat menantang dan padat kenyal. Sementara Bob mengelus2 vagina Jess yang masih tertutup celana dalamnya. Jess mulai merintih dan meronta tanda tidak senang. Jack pun berkata kepada ayah Jess melalui kamera, "Sayang sekali Pak jika kami harus melukai anak gadis Bapak yang cantik ini. Jangan egois Pak, segera mundur dari jabatan Bapak dan temui kami di gedung A dengan membawa uang Rp10 miliar! Jika besok Bapak tidak muncul, maka anak gadis Bapak akan menanggung akibatnya!". Video tersebut dikirim ke e-mail ayah Jess yang langsung kaget dan menelpon polisi. Polisi tidak bisa berbuat apa2 karena kurangnya bukti. Sampai keesokan harinya, ayah Jess belum melakukan apa2 karena masih menunggu berita dari polisi.
Sementara Jess yang hanya mengenakan bra dan celana dalam yang sudah melorot tetap digantung di bangunan itu sampai keesokan harinya. Para penculik meninggalkan Jess yang menggigil kedinginan sendirian malam itu. Keesokan paginya, para penculik kembali ke bangunan itu. Mereka melepas kain yang menyumpal mulut Jess. Jess yang sudah kelelahan karena digantung dan kedinginan semalaman hanya bisa merintih dan mengatakan kalau ia lapar. Jack lalu menyodorkan sepotong roti ke mulut Jess dan menyodokannya secara kasar.

"Sudah kenyang?" tanya Jack. Jess tidak memberikan jawaban apa2. Jack lalu menampar pipi Jess. "Gue anggep lu udah siap buat rekaman hari ini. Gue belom terima kabar dari bokap lu, artinya penyiksaan kita lanjutkan!"

Video perekam pun kembali diaktifkan. Para penculik dengan kasar melepas bra dan celana dalam yang dikenakan Jess. Tom meremas2 payudara Jess yang sebelah kanan, sementara Jerry yang kiri. Jess berteriak2 kesakitan, sekaligus terhina karena dilecehkan seperti itu. Jack lalu mengambil sebuah tongkat kasti. Ia menyuruh Tom & Jerry untuk menyingkir sebentar. Jack berkata ke arah kamera, "Maaf Pak, kami tidak punya pilihan lain. Karena belum ada kabar dari Bapak, maka putri Bapak yang menanggung akibatnya. Selamat menikmati!"

Lalu Jack dengan keras memukulkan tongkat kasti tersebut ke payudara Jess yang sebelah kanan. Jess pun melolong kesakitan. Seumur hidupnya belum pernah ia disakiti seperti itu. Air mata mulai mengalir dari matanya yang kecil itu. "Ampun Pak, ampuuun," teriaknya. Namun Jack tidak peduli. tongkat itu lalu menghantam payudara Jess yang sebelah kiri. Bunyi kayu yang menghantam dagin kembali terdengar, diikuti teriakan Jess yang memilukan. Jack berganti2an memukuli kedua payudara Jess sehingga payudara yang putih mulus itu memerah dan mengeluarkan darah. Setelah payudara Jess memar dan berwarna merah tua, Jack menghentikan pukulannya.

Sekarang saatnya Tom yang beraksi. Ia memeloroti celana dalam Jess sehingga vaginanya terekspos ke kamera. Ia memain2kan jarinya di vagina Jess dan rambut2 halus yang tumbuh di sekitarnya. "Wah, kecil2 udah lebat nih! Gue sukanya yang mulus! Ambilin gue cukuran!" Lalu Jerry menyodorkan sebuah pisau cukur. Tom mencukur rambut vagina Jess dengan kasar sehingga Jess lagi2 berteriak kesakitan. Sekarang daerah sensitif Jess itu mulus dan botak. Jerry mencucukan jarinya ke dalam vagina Jess, sehingga gadis itu menggeliat2. "Wah masih perawan nih amoy! Mantep nih!" katanya.

Jess pun spontan berteriak, "Jangan nodain gue plis.. Gue ga mau keperawanan gue direbut sama orang2 kayak lo!"

Jerry marah mendengar itu. "Oke, gue gak merebut keperawanan lo! tapi benda lain yang bakal melakukannay!" Ia mengambil sebatang bambu di pojok ruangan itu, lalu mematahkannya menjadi dua. Bagian yang dipatahkan itu menjadi tajam. Ia menyuruh Tom untuk merentangkan bibir vagina Jess, sehingga alat kelaminnya itu terlihat jelas. Jerry lalu menusukkan bambu itu ke vagina Jess. Jess pun melolong kessakitan. Darah segar mengalir dari vaginanya, turun ke lantai. Jerry terus menusuk2an bambu runcing itu ke vagina Jess, tidak peduli seberapa keras Jess meraung dan seberapa banyak darah yang tercecer di lantai. Setelah beberapa menit, Jerry melepaskan bambu itu. Namun ia seolah belum puas. Bambu tipis itu dipakainya untuk mencambuki tubuh Jess.

"Ctarrr!" bambu itu menghantam bagian samping perut Jess yang rata. Lagi2 gadis itu melolong kesakitan. Sebuah garis merah terrbentuk di sekirar perut Jess yang putih mulus. Jerry merasa kesenangan. Ia kembali mencambuk paha Jess, lalu payudaranya yang memar akibat dipukuli tadi. Kemudian Jerry mencambuki pantat Jess yang bulat dan besar itu. "Gila nih amoy pantatnya gede banget, enak banget buat dicambukin," kata Jerry.

Tom pun tidak mau kalah. Ia melepas ikat pinggangnya dan mencambuki punggung dan pantat Jess. Suara bambu dan ikat pinggang yang menghajar tubuh Jess berganti2an dengan suara lolongan Jess yang kesakitan dan tangisannya yang menggema. Kadang2 Jess berusaha menekkukan kakinya untuk melindungi vaginanya dari cambukan. Kini sekujur tubuh Jess penuh luka bekas cambukan, terutama di punggung dan pantatnya. Tangisan dan teriakan Jess mulai mereda karena kelelahan ddan kesakitan.

Ketiga penculik itu juga mulai lelah menyiksa Jess yang malang. Timer di video menunjukkan waktu 45 menit. Setelah melepas lelah, Jack mengambil seutas tali tambang. Ia menggesek2an tali itu di selangkangan Jess dari depan ke belakang, sehingga menggesek vagina Jess yang memar dan bengkak akibat ditusuk dengan bambu. Vagina Jess terasa panas dan sakit luar biasa. ia hanya bisa menangis lirih tak berdaya. darah kembali mengalir membasahi selangkangannya. Tali yang digunakan jack juga bersimbah darah dari vagina jess. Tidak tahan menerima semuanya ini, akhirnya Jess pingsan karena sakit dan lelah. Video itu pun dimatikan dan kembali dikirimkan ke ayah Jess. ayahnya hanya bisa menangis melihat anak gadisnya yang selama ini ia besarkan, diperlakukan seperti itu. Namun ia tetap tidak bisa melakukan apa2 dan polisi melarangnya untuk menemui penculik itu karena alasan keamanan. 
Sampai malam itu, belum ada kabar dari ayah Jess. Para penculik yang sudah tidak tahan ingin menikmati tubuh gadis itu pun melepaskan Jess yang masih pingsan dari gantungannya. Mereka membaringkan Jess di atas sebuah ranjang besi, lalu merentangkan tubuh Jess membentuk huruf X. Kedua tangannya diikat ke bagian atas ranjang, sementara kedua kakinya direntangkan dan diikat ke ujung2 bawah ranjang. Jack lalu meneteskan alkohol ke vagina Jess yang terluka akibat ditusuk2 tadi. rasa sakit yang luar biasa membangunkan Jess dari pingsan. matanya membelalak. Ia ingin bangun dari ranjang namun tangan dan kakinya terikat kencang.

Ia sudah tidak memiliki kekuatan untuk memberontak dan merelakan para penculik itu bermain2 dengan tubuhnya. Mereka meremas2 payudara Jess yang masih memar, meremas2 paha dan pantatnya, serta menciumi bibirnya yang kecil itu. tidak lupa mereka merekam adegan itu untuk dikirimkan ke ayah Jess. Setelah beberapa lama, akhirnya mereka berdiskusi siapa yang akan memperkosa Jess pertama kalinya. Setelah diundi, akhirnya Tom yang maju pertama, diikuti Jerry dan Jack. Tom pun mengarahkan penisnya yang sudah berdiri tegak dan besar ke arah vagina Jess yang terluka, tanpa basa-basi langsung ditancapkannya ke dalam liang vagina Jess. Jess berteriak kesakitan, walau penis Tom bukanlah benda pertama yang menusuk vaginanya. Luka2 di dinding vagina Jess yang lecet2 akibat ditusuk2 tadi semakin terasa sakit ketika beradu dengan penis Tom yang secara brutal memompa vaginanya. Setelah merasa akan berejakulasi, Tom melepaskan penisnya dari vagina Jess, lalu duduk di atas perut Jess. Ia memposisikan penisnya di antara kedua payudara Jess, lalu mendempetkan payudara Jess untuk mengocok penisnya. Tidak lama kemudian spermanya pun muncrat ke arah wajah Jess. Wajahnya kini belepotan dengan sperma. "See, gue baik kan? gue udah janji gak bakal bikin lu hamil, gue tepatin janji gue! Sekarang jilat sperma di pipi lo!" perintah Tom.

Jerry lalu mengambil alih. Ia melepaskan ikatan Jess yang sudah lemah dan tidak mungkin lagi melawan dari ujung2 ranjang. Ia memposisikan tubuh Jess menungging, lalu menghujamkan penisnya ke lubang dubur Jess. Merasa kesempitan, Jerry mengambil sebuah botol dan menusukannya ke pantat Jess. Jess hanya bisa menangis kesakitan, karena tangannya masih diikat ke belakang sehingga tidak bisa melawan. Setelah beberapa lama, lubang pantat Jess kini menganga dan memerah karena ditusuk botol. Jerry pun kembali menyodomi pantat Jess yang montok itu, sambil sesekali memukuli pantatnya yang dipenuhi luka bekas cambukan tadi siang. Setelah berejakulasi, Jerry berpindah posisi ke depan, lalu memaksa Jess mengulum penisnya yang baru saja keluar dari lobang pantat sehingga dilumuri kotoran. Dengan perasaan jijik, Jess pun mengulum penis yang berbalur kotoran tubuhnya sendiri itu. Jerry pun menyemburkan spermanya untuk yang kedua kali, kali ini di mulut Jess.

Melihat posisi tubuh Jess yang menungging, Jack kembali ingin menyakiti gadis itu. Ia mengambil ikat pinggangnya dan mencambuk pantat Jess yang terlihat semakin montok dalam keadaan menungging. Karena berusaha menghindar, Jerry pun membantu memegangi tubuh Jess agar tidak menghindar. Jack berkali2 mencambuki pantat Jess, diikuti dengan rintihan Jess yang sudah tidak berdaya itu. Setelah bosan menyakiti pantat Jess, Jack pun kini memposisikan tubuh Jess tengkurap diatasnya. ia memposisikan penisnya ke arah vagina jess, lalu menarik turun tubuh Jess sehingga penisnya menyodok masuk ke vagina Jess. Tom melihat pantat Jess menganggur dan ingin mencobanya, sehingga ia pun meniduri Jess dari atas dan menyodomi pantatnya. Kini Jess berada di antara kedua pria bejat yang sedang memperkosa tubuhnya, seperti ikan tuna di antara sandwich. Sesuai janjinya Jack menyemprotkan spermanya di luar vagina Jess, namun tidak dengan Tom, karena tidak mungkin ia menghamili Jess dari pantat, bukan?
Setelah puas, mereka mematikan rekaman video yang sudah berdurasi hampir 4 jam itu. Mereka kembali menggantungkan tubuh Jess ke langit2.

Keesokan harinya, ketika Jess kembali mengeluh lapar, mereka menyediakan sepiring nasi, lalu menyuruh Jess menungging. Mereka lalu memaksa Jess mengocok penis mereka, kemudian menyemprotkan spermanya ke piring nasi tersebut. Tidak puas dengan itu, mereka juga mengencingi dan menginjang2 makanan itu, baru mempersilakan Jess menyantapnya. walaupun dipenuhi rasa jijik, Jess tetap menyantap makanan itu untuk mencegah rasa lapar.

Di hari itu mereka kembali menyiksa Jess beramai-ramai. mereka bahkan mengundang beberapa teman mereka, jumlahnya sekitar 8 orang. Mereka kemudian bersama2 menikmati tubuh gadis malang itu. Ada yang meremas & mencubiti payudara Jess, bahkan menggigit putingnya. Ada juga yang memainkan jarinya di klitoris Jess. Mereka juga meraba2 sekujur tubuh Jess, sesekali memukulinya dengan berbagai alat. Ada juga yang menciumi dan menjilati ketiak Jess yang berkeringat dan mereka anggap gurih dan beraroma khas. Terakhir, mereka menggunakan spidol untuk mencoret2 tubuh Jess dengan kata2 kasar, terutama di punggung, pantat, dan pahanya.

Singkat cerita, para polisi berhasil menemukan Jess di bangunan itu. Namun, saat ditemukan, para penculik itu berhasil kabur dari bangunan itu, sehingga berhasil lolos. Para polisi lalu membebaskan Jess dan mengembalikannya kepada orangtuanya. Saat dikembalikan, Jess dalam keadaan tidak sadar. Orangtuanya hanya bisa menangis menyaksikan tubuh Jess yang dipenuhi dengan luka. Punggung dan pantatnya penuh bekas cambukan. Vagina dan lubang pantatnya sudah tidak berbentuk akibat dirusak dan diperkosa beramai2. Payudaranya memar2 dan penuh dengan luka. Sekujur tubuhnya juga dipenuhi coret2an yang bermaksud menghina gadis itu dan keluarganya. Sekarang, Jess terbaring koma di rumah sakit. Tidak ada yang bisa memastikan kapan ia akan bangun kembali. Namun bila ia bangun pun hidupnya akan tersiksa akibat luka dan trauma yang mendalam tersebut.

-tamat-

Cerita Dewasa - Kekasihku Diperkosa Polisi

Saya pertama kenal Vira ketika melihatnya menjadi model cover di sebuah majalah di Jakarta, kemudian ia juga menjadi bintang sinetron Abad 21. Vira berumur 17 tahun, cantik, kulitnya putih mulus, ramah dan yang paling menarik perhatian orang-orang adalah buah dadanya yang bundar dan padat berisi. Semua orang yang menatap Vira pandangannya akan langsung tertarik ke arah buah dadanya yang membusung. Tidak terlalu besar memang, tapi sangat proporsional dengan tubuh dan wajah Vira. Saya berkenalan dengannya, pertama melalui surat kemudian bertemu, sesekali menelepon dirinya. Lama-kelamaan kita semakin sering bertemu dan percakapan yang ada semakin menjurus ke hal-hal yang pribadi. Akhirnya saya memberanikan diri untuk mengajaknya keluar makan malam.

Suatu hari saya memberanikan diri untuk mengajaknya dan ternyata Vira senang sekali mendengar ajakan saya, dan langsung setuju. Saya gelisah sekali menunggu pada saat menjemput Vira di rumahnya.

Setelah pulang kerja dan berganti pakaian saya menjemput Vira, untuk kemudian makan malam di sebuah restoran. Di sana kami bercakap-cakap panjang lebar, setelah itu dilanjutkan sebuah diskotik untuk sedikit menggoyangkan tubuh dan minum. Di tengah-tengah percakapan di diskotik, Vira mengajak saya untuk kembali ke rumahnya dan melanjutkan sisa malam itu di rumahnya. Bagaimana saya bisa menolak tawaran itu?

Sepanjang perjalanan pulang Vira berkata bahwa ia belum pernah mengalami hari yang menyenangkan seperti yang baru ia alami malam itu, dan ia juga berkata, di rumah nanti giliran dirinya yang akan membuat diri saya tidak akan melupakan malam ini.

Saya begitu bergairah dan berhasrat untuk lekas-lekas sampai ke rumah Vira, ketika tanpa sadar saya mengendarai mobil melebihi batas maksimal kecepatan di jalan. Tiba-tiba saya tersadar ketika di sebelah kanan sudah ada mobil Polantas yang berusaha menghentikan mobil saya. Saya meminggirkan mobil di tempat parkir sebuah toko dan menunggu Polantas tadi mendekati mobil kami. Ia bertanya hendak ke mana kami sampai-sampai kami membawa mobil itu melebihi batas kecepatan. Rupanya alasan saya tidak masuk akal sehingga Polantas tadi meminta STNK dan SIM saya.

Setelah melihat surat-surat itu Polantas itu menjengukkan kepalanya ke dalam mobil kami dan lama sekali mengamati Vira yang duduk terdiam. "Anda harus meninggalkan mobil Anda di sini dan ikut saya ke kantor", perintah Polantas tadi. Akhirnya sepuluh menit kemudian kami sampai ke sebuah kantor polisi yang terpencil di pinggir kota.

Waktu itu sudah lewat pukul 11 malam, dan dalam kantor polisi itu tidak terdapat siapa pun kecuali seorang Sersan yang bertugas jaga dan Polantas yang membawa kami. Ketika kami masuk, Sersan itu memandangi tubuh Vira dari bawah hingga ke atas, kelihatan sekali ia menyukai Vira. Kami dimasukkan ke dalam sel terpisah, saling berseberangan.

Sepuluh menit kemudian, Polantas yang berumur sekitar 40-an dan berbadan gemuk dan Sersan yang tinggi besar berbadan hitam, dan umurnya kira-kira 45 tahun kembali ke ruang tahanan. Polantas tadi berkata, "Kalian seharusnya jangan mengemudi sampai melebihi batas kecepatan yang ada. Tapi kita semua bener-benar kagum, soalnya dari semua yang kami tangkap baru kali ini kita dapat orang yang cantik seperti kamu." Sersan tadi menimpali, "Betul sekali, dia bener-bener kualitas nomer satu!" Saya sangat takut mendengar nada bicara mereka, begitu juga Vira yang terus-menerus ditatap oleh mereka berdua.

Mereka lalu membuka sel Vira dan masuk ke dalam. "Sekarang denger gadis manis, kalau kamu berkelakuan baik, kita akan lepasin kamu dan pacar kamu itu. Mengerti!" Sersan tadi langsung memegangi kedua tangan Vira sementara Polantas menarik kaos yang dikenakan Vira ke atas. Dalam sekejap seluruh pakaian Vira berhasil dilucuti tanpa perlawanan berarti dari Vira yang terus dipegangi oleh Sersan. "Wow, lihat dadanya." Vira terus meronta-ronta tanpa hasil, sementara Sersan yang tampaknya sudah bosan dengan perlawanan Vira, melemparkan tubuh Vira hingga jatuh telentang ke atas ranjang besi yang ada di sel Vira. Dan dengan cepat diambilnya borgol dan diborgolnya tangan Vira ke rangka di atas kepala Vira.

Kemudian mereka dengan leluasa menggerayangi tubuh Vira. Mereka meremas-remas dan menarik buah dada Vira, kemudian memilin-milin puting susunya sehingga sekarang buah dada Vira mengeras dan puting susunya mengacung ke atas. Kadang mereka mengigit puting susu Vira, sedangkan Vira hanya bisa meronta dan menjerit tak berdaya.

Saya berdiri di dalam sel di seberang Vira tak berdaya untuk menolong Vira yang sedang dikerubuti oleh dua orang itu. Kedua polisi itu lalu melepaskan pakaian mereka dan terlihat jelas kedua batang kemaluan mereka sudah keras dan tegang dan siap untuk memperkosa Vira. Polantas mempunyai batang kemaluan paling tidak sekitar 25 senti, dan Sersan mempunyai batang kemaluan yang lebih besar dan panjang. Vira menjerit-jerit minta agar mereka berhenti, tapi kedua polisi itu tetap mendekatinya.

"Lebih baik kamu tutup mulut kamu atau kita berdua bisa bikin ini lebih menyakitkan daripada yang kamu kira." kata Polantas.
"Sekarang mendingan kamu siap-siap buat muasin kita dengan badan kamu yang bagus itu!"
"Dia pasti sempit sekali", kata Sersan sambil memasukan jari-jarinya ke lubang kemaluan Vira.
Ia menggerakkan jarinya keluar masuk, membuat Vira menggelinjang kesakitan dan berusaha melepaskan diri.
"Betul kan, masih sempit sekali."

Kemudian Polantas tadi naik ke atas ranjang di antara kedua kaki Vira. Kemudian mereka membuka kaki Vira lebar-lebar dan Polantas memasukkan batang kemaluannya ke dalam lubang senggama Vira. Vira mengeluarkan jeritan yang keras sekali, ketika perlahan batang kemaluan Polantas membuka bibir kemaluan, dan masuk senti demi senti tanpa berhenti. Kadang ia menarik sedikit batang kemaluannya untuk kemudian didorongnya lebih dalam lagi ke lubang kemaluan Vira.

Sementara itu, Sersan naik dan mendekati wajah Vira, mengelus-elus wajah Vira dengan batang kemaluannya. Mulai dari dahi, pipi kemudian turun ke bibir. Vira menggeleng-gelengkan kepalanya agar tidak bersentuhan dengan batang kemaluan Sersan yang hitam.
"Ayo dong manis, buka mulut kamu", kata Sersan sambil meletakkan batang kemaluannya di bibir Vira.
"Kamu belum pernah ngerasain punya polisi kan?" Vira tak bergeming.
"Buka!" bentak Sersan.
"Buka mulut kamu, brengsek!" Perlahan mulut Vira terbuka sedikit, dan Sersan langsung memasukkan batang kemaluannya ke dalam mulut Vira.

Mulut Vira terbuka hingga sekitar 6 senti agar semua batang kemaluan Sersan bisa masuk ke dalam mulutnya. Batang kemaluan Sersan mulai bergerak keluar masuk di mulut Vira, saya melihat tidak semua batang kemaluan Sersan dapat masuk ke mulut Vira, batang kemaluan Sersan terlalu panjang dan besar untuk bisa masuk seluruhnya dalam mulut Vira. Ketika Sersan menarik batang kemaluannya terlihat ada cairan yang keluar dari batang kemaluannya. Julurin lidah kamu!" Vira membuka mulutnya dan mengeluarkan lidahnya. Sersan kemudian memegang batang kemaluannya dan mengusapkan kepala batang kemaluannya ke lidah Vira, membuat cairan kental yang keluar tadi menempel ke lidah Vira.

"San, dia nggak mungkin bisa masukin punya Sersan ke mulutnya, biar saya coba. Gantian!" Mereka kemudian bertukar tempat, Sersan sekarang ada di antara kaki Vira dan Polantas berjongkok di dekat wajah Vira. Sersan mulai mendorong batang kemaluannya masuk ke liang senggama Vira. Terlihat sekali dengan susah payah batang kemaluan Sersan yang besar itu membuka bibir kemaluan Vira yang masih sempit. Polantas, mengacungkan batang kemaluannya ke mulut Vira. "Kamu mungkin nggak bisa masukin punya Sersan ke mulut kamu, tapi kamu musti ngerasain punya saya ini, seluruhnya." Dengan kasar ia mendorong batang kemaluannya masuk ke mulut Vira, sampai akhirnya batang kemaluan itu masuk seluruhnya hingga sekarang testis Polantas berada di wajah Vira. Ia kemudian menarik batang kemaluannya sebentar untuk kemudian didorongnya kembali masuk ke tenggorokan Vira. Setelah lima kali, keluar masuk, Polantas sudah tidak bisa lagi menahan orgasmenya.

"Saya keluuarrhh. Aaahhh!" Ia tidak menarik batang kemaluannya keluar dari mulut Vira, batang kemaluannya tampak bergetar berejakulasi di tenggorokan Vira, menyemprotkan sperma masuk ke tenggorokannya. Saya mendengar Vira berusaha menjerit, ketika sperma Sersan mengalir masuk ke perutnya. Terlihat sekali Sersan yang sedang mencapai puncak kenikmatan tidak menyadari Vira meronta-ronta berusaha mencari udara.

"Iyya... yaah! Telleeen semuaa! Aaahhh... aahhh... nikhmaattt!"
Ketika selesai ia menarik keluar batang kemaluannya dan Vira langsung megap-megap menghirup udara, dan terbatuk-batuk mengeluarkan sperma yang lengket dan berwarna putih. Vira berusaha meludahkan sperma yang masih ada di mulutnya. Polantas tertawa melihat Vira terbatuk-batuk, "Kenapa? Nggak suka rasanya? Tenang aja, besok pagi, kamu pasti sudah terbiasa sama itu!"

Sementara Sersan yang masih mengerjai kemaluan Vira sekarang malah memegang pinggul Vira dan membalik tubuh Vira. Vira dengan tubuh berkeringat dan sperma yang menempel di wajahnya tersadar apa yang akan dilakukan Sersan pada dirinya, ketika dirasanya batang kemaluan Sersan mulai menempel di lubang anusnya.
"Jangan Pak, jangan! Ampun Pak, ampun, jangan..."
"Aaahkk! Jangaaan!"
Vira menjerit-jerit ketika kepala batang kemaluan Sersan berhasil memaksa masuk ke liang anusnya. Wajah Vira pucat merasakan sakit yang amat sangat ketika batang kemaluan Sersan mendorong masuk ke liang anusnya yang kecil. Sersan mendengus-dengus berusaha memasukkan batang kemaluannya ke dalam anus Vira. Perlahan, senti demi senti batang kemaluan itu tenggelam masuk ke anus Vira. Vira terus menjerit-jerit minta ampun ketika perlahan batang kemaluan Sersan masuk seluruhnya ke anusnya. Akhirnya ketika seluruh batang kemaluan Sersan masuk, Vira hanya bisa merintih dan mengerang kesakitan merasakan benda besar yang sekarang masuk ke dalam anusnya.

Sersan beristirahat sejenak, sebelum mulai bergerak keluar masuk. Kembali Vira menjerit-jerit. Sersan terus bergerak tanpa belas kasihan. Batang kemaluannya bergerak keluar masuk dengan cepat, membuat testisnya menampar-nampar pantat Vira. Sersan tidak peduli mendengar Vira berteriak kesakitan dan menjerit minta ampun ketika sodomi itu berlangsung. Saya melihat berulang kali batang kemaluan Sersan keluar masuk anus Vira tanpa henti. Akhirnya Sersan mencapai orgasme ia menarik batang kemaluannya dan sperma menyemprot keluar menyembur ke punggung Vira, kemudian menyembur ke pantat Vira dan mengalir turun ke pahanya, dan terakhir Sersan kembali memasukkan batang kemaluannya ke anus Vira lagi dan menyemprotkan sisa-sisa spermanya ke dalam anus Vira. Sersan kemudian melepaskan pegangannya dari pinggul Vira dan berdua dengan Polantas mereka keluar dari sel dan menguncinya. Saya masih dapat mendengar Sersan berkata pada Polantas, "Pantat paling hebat yang pernah ada. Dia bener-bener sempit!"

Dini hari, ketika Vira kelelahan menangis dan merintih, mereka berdua dengan langkah sempoyongan dan dengan botol bir di tangan masuk kembali ke dalam sel Vira. Mereka menendang tubuh Vira agar terbangun dan mereka mulai memperkosanya lagi. Sekarang Polantas menyodomi Vira sementara Sersan berbaring di bawah Vira dan memasukkan batang kemaluannya ke dalam kemaluan Vira. Kemudian mereka berganti posisi. Mereka juga menyiksa Vira dengan memasukkan botol bir ke dalam liang kemaluan dan anusnya sementara batang kemaluan mereka dimasukkan ke mulut Vira. Mereka terus berganti posisi dan Vira terus menerus menjerit dan menjerit hingga akhirnya ia kelelahan dan tak sadarkan diri. Melihat itu polisi-polisi tersebut hanya tertawa terbahak-bahak meninggalkan tubuh Vira yang memar-memar dan belepotan sperma dan bir.

Keesokan paginya, Sersan masuk dan membuka sel kami.
"Kalian boleh pergi."
Saya membantu Vira mengenakan pakaiannya. Tubuhnya lemah lunglai berbau bir dan sperma-sperma kering masih menempel di tubuhnya. Kami pergi dari kantor polisi itu dan akhirnya sampai ke rumah Vira. Kemudian saya membersihkan tubuh Vira dan menidurkannya. Ketika saya tinggal, saya mendengar ia merintih, "Jangan Pak, ampun Pak, sakit... ampuunn... sakiiit..."

Cerita Dewasa - Awalnya diperkosa,lalu jadi budak sex

Hay perkenalkan namaku indri,aku akan menceritakan pengalamanku di gangbang disekolah

Aku adalah salah satu murid kelas X di SMAN ... Lubuk pakam medan,aku memiliki sebuah tahi lalat dibawah bibir yang membuat ku imut,kata teman teman ku

Aku memiliki dada berukuran 34B,dengan tinggi tubuh yang hanya 165 cm membuat payudara ku terlihat besar,aku adalah seorang murid berjilbab,yaa ini sih karena suruhan orang tua

Suatu hari saat itu aku sedang duduk di kelas,sendiri,karena itu memang jam pulang,aku sedang asik memainkan Blackberry Onyx keluaran terbaru,hingga lalu odi,temanku,datang padaku "hay indri kok ngga pulang ?" Katanya "ngga ah,dirumah lagi kosong,males pulang cepet" kataku,setelah mengajak ngobrol cukup lama lalu ia mengajak ku jalan jalan,aku pun mengikuti nya

Kami berjalan disekitar lapangan sekolah,hingga lalu odi dipanggil teman nya "bentar ya" katanya padaku seraya meninggalkan ku lalu menuju temannya,mereka mengobrol,dan seperti nya tentang ku,10 menit berlalu lalu mereka bubar,odi kembali menghampiriku "eh kekamar mandi bentar ya,mau pipis,yuk" ia memegang tangan ku lalu berjalan cepat menuju kamar mandi laki laki

Aku menunggu nya,di wastafel,aku berani masuk karena sekolah sudah sepi,hingga saat aku lengah,4 pasang tangan memegang tangan kaki ku,dan lain nya menutup mataku,aku tak sadarkan diri

Aku bangun,kepalaku pening sekali,aku berada diruangan kosong,tangan kakiku terikat pada sebuah kursi,lalu pintu terbuka dan alangkah terkejut nya aku,odi dan ke empat teman nya sudah bugil dan mendekatiku

"Tau kan aku dari dulu suka kamu,bukan mau jadiin pacar,tapi mau ngentot !!! Hahahah" tawa nya diikuti dengan meremas payudaraku dengan sangat kencang,aku hanya bisa berteriak sambil menangis

Lalu dengan sigap mereka berlima menelanjangiku "waaaw montok banget nih,enak nih bisa berkali kali" kata salah satu teman nya,"oke gue duluan" kata odi sambil mendekatiku,ia mulai memasukkan batang kontol nya itu perlahan kedalam memek ku "uwaaaa nggh aaaah" jerit ku karena saat itu perawanku jebol,darah mengalir,namun wajah kebahagiaan terpancar dari wajah odi,perlahan ia menggenjot memek ku,lalu salah satu teman nya datang menghampiriku ,menyodorkan kontol nya kemulut ku "hehh indri,isep nih kontol,vitamin hahahah" katanya sambil memaksa memasukan kontol nya kedalam mulut ku lalu memompanya "uungh mmh aark" aku tak bisa berbuat apa apa,kedua tangan ku pun tak luput dari kerjaan 2 teman odi,mereka memaksaku mengocok kemaluan mereka

Sejam kemudian odi sudah berejakulasi di dalam memek ku,begitu pula teman nya yang memaksaku oral tadi,kini giliran satu teman nya mendekati selangkangan ku,kupikir ia akan memperkosa memek ku lagi,ternyata tidak,dia memaksa memasukan kontol nya kedalam anus ku "aaaaaah aaaaaah jangaaaaan ampuuuuuun" teriakku yg di iringi tetesan darah pada anus ku yg lecet,ia memompa anus ku terus menerus,hingga 15 menit kemudian "ooh yeeaah indri pantat lo emang manteep yeeaah" "Croot croot croot" tersembur sperma dari batang kontol nya menuju anus ku,begitu lah terus hingga akhirnya kelima laki laki itu terus memperkosa ku,tak memberi ampun

Lalu pintu terbuka,semua terkejut dimana aku sedang dikerjai oleh 2 teman odi dibagian mulut,itu 10 orang anak berandal di sekolahku,mereka sudah dipanggil oleh odi untuk menikmati tubuhku

Sekarang mereka semua 15 orang mengelilingi tubuh ku,aku dipaksa jongkok,mereka mengocok penis mereka kearah wajahku,satu persatu dari mereka mulai menyemburkan sperma nya,aku basah kuyup oleh sperma,sudah seperti orang mandi,lalu mereka kembali memperkosa ku habis habisan sampai menempelkan paku panas di memek ku,mereka merekam semua kejadian itu,dan mengancam jika melapor video itu akan disebar

Sekarang aku telah menjadi budak odi,aku seorang psk bagi mereka
tiap pulang sekolah mereka selalu meminta jatah,sekarang aku jadi ketagihan untuk ngesex,jika kalian berminat,bisa datang langsung ke sekolahku di SMAN (favorit) Lubuk pakam medan ,aku kelas X sekarang

Cerita hot - Pemerkosaan Wanita STW

Bu Misye dalam perjalanan pulang dari tempat ia bekerja terpaksa berteduh karena dia tidak membawa jas hujan. Bu Misye berteduh di sebuah bangunan yang belum jadi namun sudah beratap. Setelah menyandarkan motornya Bu Misye mencari tepat duduk dan ternyata ada sebuah kursi panjang. Pakaian yang dikenakan suadah basah semua, Bu Misye sebelumnya berniat untuk tidak berteduh namun karena hujannya semakin lebat dan disertai angin dan petir maka ia memutuskan untuk berteduh, walaupun dalam hatinya cemas karena hari sudah menjelang gelap namun tanda-tanda hujan akan reda belum muncul.

Belum lama duduk datang seorang pemuda tanggung yang juga akan berteduh. Setelah menyandarkan Tiger yang dipakainya, pemuda itu cepat-cepat masuk ke bangunan yang belum jadi tersebut. Bu Misye pertama agak khawatir dengan pemuda tersebut namun akhirnya kekhawatirannya akhirnya hilang karena melihat penampilannya juga keramahannya. Bu Misye melempar senyum dibalas dengan senyum oleh pemuda tersebut.

Pemuda tanggung tersebut berkulit putih bersih dan wajah yang diakui oleh Bu Misye memang tampan. Pemuda tersebut duduk di kursi panjang agak berjauhan letaknya dengan Bu Misye.
"Cuma sendirian Bu?" pemuda tersebut memulai pembicaraan.
"Iya Dik" Bu Misye menjawab.
"Adik dari mana?" lanjutnya.
"Dari rumah teman, sedang Ibu sendiri dari mana?" pemuda itu menyambung.
"Dari tempat kerja Dik" Bu Misye menjawab.
"Koq sampai sore Ibu, memang tidak dijemput oleh suami atau putra Ibu?" pemuda tersebut kembali bertanya.
"Ndak Dik.. walau udah tua Ibu berusaha sendiri lagian anak-anak Ibu udah berkeluarga semua" Bu Misye menyahut.
"Eh Adik masih kuliah kelihatannya, nama Adik siapa biar enak kalau manggilnya" lanjut Bu Misye, walau dalam hatinya dia agak bingung kenapa harus bertanya namanya.
"Iwan Ibu, masih kuliah semester pertama, nama Ibu?" jawab pemuda tersebut.
"Misye" jawab Bu Misye.
"Ibu umurnya berapa koq ngakunya sudah tua?" Iwan bertanya.
"Udah hampir limapuluh Dik Iwan" jawab Bu Misye.
"Koq masih keliatan lebih muda dari usia Bu Misye lho?" lanjut Iwan.

Pembicaraan terhenti sebentar. Baju yang dipakai oleh Bu Misye yang basah secara jelas mencetak buah dadanya yang sekal terbungkus oleh BH hitam yang keliatan sangat menantang di usianya. Rambutnya yang teruarai lurus sebahu tampak basah juga. Kulitnya yang putih tampak titik air yang masih membasahinya. Iwan terus memandangi tubuh yang Bu Misye.
"Tubuh Ibu masih bagus lho, Bu Misye tentu sangat bisa merawat tubuh" tiba-tiba Iwan memecah kesunyian.
Bu Misye agak kaget dengan pertanyaan Iwan. Dia agak tersinggung dengan pertannyan itu apalagi mata Iwan yang tidak lepas dari dadanya. Anak ini ternyata agak kurang ajar.

Belum lagi keterkejutannya hilang, Iwan berkata lagi, "Tentu suami Ibu sangat sengan dengan istri yang secantik dan semolek Bu Misye" Iwan berkata sambil meremas-remas kemaluannya yang masih dibungkus celananya.
Melihat situasi yang kurang baik itu, Bu Misye tidak menjawab, dia langsung berdiri menuju ke motornya walaupun hujan tampaknya semakin menjadi-jadi. Namun tangan Iwan lebih dulu menyahut tangan Bu Misye. Bu Misye semakin marah.
"Kau mau apa haa?" hardiknya.
"Hujan masih lebat, sedang kita cuma berdua.. saya menginginkan Ibu" sahut Iwan dengan santainya sambil merangkul Bu Misye dari belakang.
"Menginginkan apa?" Bu Misye agak berteriak sambil berusaha melepaskan pelukan Iwan.
"Menginginkan tubuh Ibu.." Iwan berkata sambil tangannya beraksi menggerayangi tubuh Bu Misye dari belakang.
"Jangan Dik Iwan.. apa kamu nggak merasa umurku.. sebaya dengan ibumu" Bu Misye berusaha untuk mengingatkan.
"Justru itu saya suka" Iwan menyahut.
Tangan kirinya merangkul Bu Misye dari belakang, tangan kananya berusaha menyingkap rok yang dipakai Bu Misye setelah tersingkap ke atas Iwan mengeluarkan penisnya yang sudah keras berdiri. Tak ketinggalan CD yang dipakai oleh Bu Misye dipelorotkan ke bawah.

Tangan Iwan meraba-raba memek Bu Misye yang ditumbuhi oleh jembut yang rimbun. Jarinya berusaha masuk ke lubang kenikmatan Bu Misye.
"Dik Iwan.. To.. long.. hentika.. ka.. ka.. ka.. mu nggak se.. harusnya mela.. kuka.. ini.. Dik Iwan Iwan.." Bu Misye berusaha mengingatkan lagi dengan terbata-bata.
"Ah.. Jangan.. Dik Iwan.. Ibu.. sudah tua.. ingat.." tambahnya lagi.
Iwan tidak menggubris kata-kata Bu Misye jarinya sudah masuk ke vagina Bu Misye dan bermain-main di dalamnya. Kemudian Iwan berusaha membalikkan tubuh Bu Misye, setelah itu dengan kasar Iwan mendorong tubuh molek itu sehingga jatuh Berjerebab ke tanah. Dengan posisi duduk mengkangkang Bu Misye berusaha bangkit lagi dari duduknya. Pahanya yang mulus tersingkap sampai ke pangkalnya. Pakaian bagian atas acak-acakkan tampak sebagian kutang warna hitam yang seolah tak mampu menahan volume buah dada indah Bu Misye.

Belum sempat berdiri Iwan berkata sambil melepaskan celana dan bajunya, "Bu Misye, anda berteriakpun tak akan ada orang yang mendengar.. tempat ini agak jauh dari rumah penduduk sebaiknya Bu Misye tidak usah macam-macam"
"Aku tak kan sudi melayani kamu.. anak muda" Bu Misye setengah berteriak.
"Sudah jangan banyak bicara lepaskan pakaianmu.. cepat.. daripada aku menyakiti Ibu" sahut Iwan sambil melepaskan celana dalamnya, tampak batang kontolnya yang sudah mengacung keras.

Airmata Bu Misye mulai berlinang. Dia merasa sangat ketakutan dan galau hatinya. Dia merasa tak berharga dihadapan anak muda yang pantas menjadi anaknya. Dia juga merasa menyesal berteduh di tempat itu, dia merasa juga menyesali pakaian kerja yang sering ia kenakan. Rok yang terlalu tinggi dan baju yang transparan yang memperlihatkan BHnya yang seakan tidak muat menahan buah dadanya, sehingga membuat para lelaki yang menatapnya seolah menelanjanginya. Namun dalam hatinya berkata juga bahwa baru sekarang dia melihat kemaluan lelaki yang besar, kontol suaminya tidak sebesar itu. Darahnya berdesir kencang.
Belum hilang keterpanaannya sudah dikejutkan oleh suara Iwan lagi, "Cepatt! Sudah nggak tahan nih.."
Karena dilanda ketakutan, dengan perlahan tangan Bu Misye melepas satu persatu kancing bajunya. Tampaklah payudaranya yang dibungkus oleh BH hitam.
"Cepat lepas kutangmu!" bentak Iwan.

Dalam hati Bu Misye berkata anak muda memang nggak sabaran. Setelah melepas BHnya, tumpahlah payudara Bu Misye yang masih tampak sekal dan menggairahkan, puting susunya yang coklat kehitam-hitaman tampak menantang sekali.
Iwan jongkok di dekat Bu Misye tangannya mulai menggerayangi payudara Bu Misye.
"Uh.. ah.. ah.." rintih Bu Misye ketika tangan Iwan memilin milin putingnya.
Tidak puas memilin-milin mulut Iwan mulai mendarat di pucuk anggur itu. Lidahnya menari-nari dan ketika dihisap keras-keras Bu Misye hanya bisa menggigit bibir bagian bawah dan memejamkan matanya. Setelah puas dengan buah dada Bu Misye Iwan bangkit kemudian mendekatkan kontolnya yang besar tersebut ke mulut wanita paruh baya yang lemah itu.
"Hisap.. Bu Misye" perintahnya.
"Cepatt!" bentak Iwan ketika Bu Misye belum juga melakukan apa yang ia kehendaki.

Akhirnya Bu Misye mengulum batang zakar. Pertama dia melakukan hampir saja dia muntah karena selama hidupnya dia baru melakukan beberapa kali dengan suaminya. Bu Misye seakan tidak percaya apa yang dia lakukan sekarang, dia di tempatnya bekerja adalah orang yang dihormati sedang di kampungnya dia juga orang yang disegani Ibu-Ibu. Namun pada saat ini dia sedang melakukan hal yang jorok hingga tentu kehormatannya sebagai wanita hilang sama sekali.

Iwan dengan kasar memaju mundurkan kontolnya sehingga terdengar suara nyaring menggairahkan. Setelah puas Iwan bangkit lagi kemudian di mengambil posisi ditengah-tengah di antara kaki mulus Bu Misye.
Sambil mengelus-elus kontolnya yang sudah sangat keras, Iwan berkata, "Bu Misye lebarkan lagi agar lebih mudah"
Hal yang sangat mendebarkan bagi Bu Misye akan terjadi dengan perlahan Bu Misye membuka lebar kakinya sehingga tampaklah memeknya yang tampak merekah dengan bibirnya yang agak menggelambir. Perlahan dan pasti Iwan menuntun kontolnya memasuki lobang kenikmatan Bu Misye. Iwan merasakan kehangatan memek Bu Misye dan kekencangannya seakan meremas rudal Iwan. Sebaliknya Bu Misye yang sedari tadi dengan berdebar menantikan hal tersebut seakan terhenti detak jantungnya ketika ia mulai ditusuk oleh anak muda ini. Seakan merobek barang paling berharga yang dimilikinya.

Ketika Iwan mulai mempercepat genjotannya tampaknya Bu Misye juga sudah mulai melambung ke awan. Sementara diluar hujan seakan belum mau berhenti. Iwan semakin mempercepat genjotannya. Buah dada Bu Misye tergoncang-goncang kesana-kemari. Bu Misye yang semula pasif sedikit memberi perlawanan dengan menggoyangkan pantatnya. Tangannya mengepal memukul lantai, kepalanya bergoyang menahan hawa birahi yang semakin meninggi.

Akhirnya Bu Misye tidak kuat menahan cairan yang semula ia bendung-bendung, lobang memek Bu Misye mengerut kencang ketika dia mencapai puncak. Bu Misye malu kenapa dia bisa orgame padahal ia tidak menginginkan itu. Yang lebih membuat dia bertambah malu adalah Iwan seakan mengetahui hal tersebut. Iwan tersenyum sambil terus mempercepat genjotannya. Dalam hatinya dia berkata ternyata kau juga merasakan kenikmatan juga. Dan tampaknya Iwan juga akan sampai ke puncak. Dan terdengar lenguhan panjang Iwan ketika batang kontolnya ia tancapkan dalam-dalam sambil merangkul erat Bu Misye keluarlah cairan sperma membanjiri lobang memek Bu Misye.

Iwan terkulai lemas diatas tubuh telanjang Bu Misye jiwa mereka seolah melayang sejenak.
Setelah itu Iwan bangkit dan mengambil pakaiannya sambil berkata, "Bu Misye berpakaianlah, tampaknya hujan sudah mulai reda, memek Ibu ueenak sekali, terima kasih ya Bu Misye".
Bu Misye menatap Iwan dalam hatinya bercampur antara marah, gundah, galau. Namun satu hal yang dia tidak pungkiri bahwa dia juga menikmati perkosaan yang dilakukan Iwan.

Akhirnya Bu Misye memunguti pakaian kemudian mengenakannya kembali. Mereka berjalan ke arah motor mereka tanpa bersuara.
Tampaknya hujan sudah reda. Bu Misye menghidupkan mesin motornya, namun ia dihentikan lagi oleh Iwan.
Iwan berkata, "Bu Misye saya minta maaf akan kelancangan saya, saya tidak bisa menahan gejolak nafsu saya.."
Bu Misye tak menjawab. Ia hanya menatap wajah Iwan dengan mata yang berkaca-kaca. Iwan diam kemudian Iwan mendekatkan wajahnya dan ciuman hangat ia daratkan ke bibir Bu Misye. Pertama Bu Misye diam namun akhirnya Bu Misye membalas ciuman tersebut. Lidah mereka saling bertautan. Sejenak kemudian Bu Misye tersadar dan melepaskan ciuman tersebut kemudian melajukan kendaraannya.

Iwan hanya terdiam terpaku kemudian menaiki kendaraannya ke arah yang berlawanan. Bu Misye menerobos hujan rintik-rintik dengan perasaan yang sebenarnya terpuaskan.


Tamat

Cerita Hot - Ternyata Cewek Jilbab ini sudah tidak Virgin lagi

Kisah in menceritakan tentang seorang mahasiswi bernama Olive, dia wanita berkacamata dengan gigi yang dibehel serta ia nampak anggun terlihat karena jilbab yang ia selalu kenakan. suatu ketika ketika ia pulang dari kampusnya, ia bertemu dengan Anto, seorang pria yang sebenarnya semenjak dulu naksir berat kepada olive, dan Anto adalah tetangga olive, iapun berkuliah di kampus yang sama dengan olive, hanya saja Anto lebih senior, ia kini tinggal menunggu wisuda saja. ketika itu olive diajak untuk mekan siang bersama, namun olive menolaknya karena ia dalam kondisi yang sangat lelah setelah menjadi panitia acara expo di kampusnya, akhirnya AAnto berinisiatif untuk mengantarkannya pulang dengan dalih mereka searah. "Liv, kalo kamu nggak mau jalan makan siang ma aku gak papa deh... kita pulang bareng aja yah!!! kita kan searah pulangnya... tawar Anto, "Oh... emang gakapa apa gitu??? nanti ada yang cemburu lagi kalo kakak anterin aku pulang.. jawab olive, gak apa apa, aku jomblo lagi liv.. tenang aja.... hayu naik...ucap Anto sambil menyuruhnya naek ke motor Anto. >>>

Setibanya di Kos-kostan olive, olive langsung turun dan mengucapkan terima kasih... Makasih yah kakak... kata olive, masa cuma makasih sih liv... gak disuruh masuk dulu gitu???!!!! aku kan haus, pingin minum... jawab anto sambil mendesak ingin masuk ke kosan olive. oh... kan rumah kakak deket... tapi ya udah deh gak apa.. masuk deh kak!! olive menerima permintaannya. kak... nih minumnya... olive lelah banget ni... olip pengen istirahat dulu yah di dalem... jadi gak bisa temenin... klo kaka mau nonoton TV nyalain aja ea... aku tidur dulu bentar, kata olive. Anto mengangguk saja dengan wajah yang agak kecewa, karena ia bermaksud untuk mengobrol dan PDKT ke Olive, namun ia malah ditinggal tidur, dan dari situ lah ia mulai merasa marah dan memikirkan serta merencanakan rencana yang tidak baik. ia mengendap ngendap masuk ke kamar olive, dan dia langsung memeluk olive yang sedang duduk melepaskan bajunya, dan olive pun kaget, yang tadi ia merasa ngantuk dan lelah, kini menjadi sadar karena terkejut, ... ahh... kakak.... apa-apaan sih!!!! lepasin kakak.... olip mau tidur... pinta olive. namun Anto terus saja memeluk penuh birahi dan menciumi bibir olip. mm..... m.... m.... olip tak bisa mengeluarkan kata-kata jelas lagi, karena mulutnya disumpal dengan ciuman penuh birahi anto. dan anto langsung mendorong olive ke ranjang, sambil melucuti pakaiannya kecuali jilbab dan kaca mata yang masih melekat. iapun sesekali mengancam ...awas lo kalo ampe berani teriak gue matiin lo!!!.... ancam anto. olive hanya bisa terdiam karena ia takut, dan pasrah bajunya dilucuti satu persatu hingga akhirnya ia telanjang bulat, kacuali jilbabnya yang masih melekat dikepalanya, sehingga keanggunan wajah olive tetap terlihat dengan jilbabnya, dengan penuh syahwat Anto langsung membasahi penisnya dengan air liurnya sendiri, dan ia juga langsung membasahi vagina olive yang masih kering itu dengan air liurnya pula, namun ia tidak melakukan oral, ia hanya membasahi vagina olive dengan air liur yang diludahkan ke tangannya, dan langsung mengoles-oleskannya di mulut vagina olive, wah.... mantep bener memek lo liv.... ucapnya sambil memasukan penis 15cm nya yang telah tegang itu, ketika penis itu masuk ke dalam lobang surganya olive, olive pun mendesah ahh...... ah... sakit kak... jangan... ampun kak.... desah sekaligus rintih olive. .... diem lo... ternyata lo gak perawan lagi liv, w kira lo masih perawan... hahaha... ucap anto sambil memaju menggenjotkan penisnya ke dalam vagina olive.

setelah 10 menit,...ah... ah... enak banget liv... ah.... gw pengen keluar nih liv, ah...... desah anto sambil menggenjot dengan cepat vagina olive, ternyata ia sudah dipenghujungorgasme dan segera berejakulasi. kakak... jangan dikeluarin didalem, ahh.. ah... ah..... desah dan rintih olive. namun syahwat Anto sudah meledak dan ia-pun berejakulasi di dalam vagina wanita berjilbab ini. ahhh.... ahhh.... enak banget liv... arghhhh.... desahnya puas sambil menancapkan dalam-dalam penisnya di dalam vagina olive. dan setelah penisnya terasa melembek, ia cabut pelan-pelan, dan ia langsung memakai celananya kembali sambil mengancam olive, awas lo kalo lu ngadu ke orang-orang!!!! gw abisin lo!!!! ancamnya sambil ia pergi dengan senyum sinis serta puas telah menggauli orang yang slama ini ia kejar-kejar. namun di atas ranjang, olive masih berbaring lemas dan bulir-bulir air mata ia kekuarkan, sambil ia mengorek-ngorek vaginanya yang basah dengan sperma anto, ia sedang berusaha mengeluarkannya. dan dibalik tangisnya yang kecewa telah digauli pria lain selain pacarnya, dia juga menyesalkan dengan permainan anto yang egois, yang hanya memikirkan kepuasannya sendiri, karena ia tidak sedikitpun merasakan orgasme.

Cerita Hot - Diperkosa ayah tiri dan adik tiri

Sudah dua tahun berlalu aku dan ibuku hidup bersama dengan ayah dan adik tiriku, Rio, yang umurnya tiga tahun lebih muda dariku. Kehidupan kami berjalan normal seperti layaknya keluarga bahagia. Aku pun yang saat itu sudah di semester enam kuliahku, diterima bekerja sebagai teller di sebuah bank swasta nasional papan atas. Meskipun aku belum selesai kuliah, namun berkat penampilanku yang menarik dan keramah-tamahanku, aku bisa diterima di situ, sehingga aku pun berhak mengenakan pakaian seragam baju atas berwarna putih agak krem, dengan blazer merah yang sewarna dengan rokku yang ujungnya sedikit di atas lutut.

Sampai suatu saat, tiba-tiba ibuku terkena serangan jantung. Setelah diopname selama dua hari, ibuku wafat meninggalkan aku. Rasanya seperti langit runtuh menimpaku saat itu. Sejak itu, aku hanya tinggal bertiga dengan ayah tiriku dan Rio.

Sepeninggal ibuku, sikap Rio dan ayahnya mulai berubah. Mereka berdua beberapa kali mulai bersikap kurang ajar terhadapku, terutama Rio. Bahkan suatu hari saat aku ketiduran di sofa karena kecapaian bekerja di kantor, tanpa kusadari ia memasukkan tangannya ke dalam rok yang kupakai dan meraba paha dan selangkanganku. Ketika aku terjaga dan memarahinya, Rio malah mengancamku. Kemudian ia bahkan melepaskan celana dalamku. Tetapi untung saja, setelah itu ia tidak berbuat lebih jauh. Ia hanya memandangi kewanitaanku yang belum banyak ditumbuhi bulu sambil menelan air liurnya. Lalu ia pergi begitu saja meninggalkanku yang langsung saja merapikan pakaianku kembali. Selain itu, Rio sering kutangkap basah mengintip tubuhku yang bugil sedang mandi melalui lubang angin kamar mandi. Aku masih berlapang dada menerima segala perlakuan itu. Pada saat itu aku baru saja pulang kerja dari kantor. Ah, rasanya hari ini lelah sekali. Tadi di kantor seharian aku sibuk melayani nasabah-nasabah bank tempatku bekerja yang menarik uang secara besar-besaran. Entah karena apa, hari ini bank tempatku bekerja terkena rush. Ingin rasanya aku langsung mandi. Tetapi kulihat pintu kamar mandi tertutup dan sedang ada orang yang mandi di dalamnya. Kubatalkan niatku untuk mandi. Kupikir sambil menunggu kamar mandi kosong, lebih baik aku berbaring dulu melepaskan penat di kamar. Akhirnya setelah melepas sepatu dan menanggalkan blazer yang kukenakan, aku pun langsung membaringkan tubuhku tengkurap di atas kasur di kamar tidurnya. Ah, terasa nikmatnya tidur di kasur yang demikian empuknya. Tak terasa, karena rasa kantuk yang tak tertahankan lagi, aku pun tertidur tanpa sempat berubah posisi.

Aku tak menyadari ada seseorang membuka pintu kamarku dengan perlahan-lahan, hampir tak menimbulkan suara. Orang itu lalu dengan mengendap-endap menghampiriku yang masih terlelap. Kemudian ia naik ke atas tempat tidur. Tiba-tiba ia menindih tubuhku yang masih tengkurap, sementara tangannya meremas-remas belahan pantatku. Aku seketika itu juga bangun dan meronta-ronta sekuat tenaga. Namun orang itu lebih kuat, ia melepaskan rok yang kukenakan. Kemudian dengan secepat kilat, ia menyelipkan tangannya ke dalam celana dalamku. Dengan ganasnya, ia meremas-remas gumpalan pantatku yang montok. Aku semakin memberontak sewaktu tangan orang itu mulai mempermainkan bibir kewanitaanku dengan ahlinya. Sekali-sekali aku mendelik-delik saat jari telunjuknya dengan sengaja berulang kali menyentil-nyentil klitorisku.

“Aahh! Jangaann! Aaahh…!” aku berteriak-teriak keras ketika orang itu menyodokkan jari telunjuk dan jari tengahnya sekaligus ke dalam kewanitaanku yang masih sempit itu, setelah celana dalamku ditanggalkannya. Akan tetapi ia mengacuhkanku. Tanpa mempedulikan aku yang terus meronta-ronta sambil menjerit-jerit kesakitan, jari-jarinya terus-menerus merambahi lubang kenikmatanku itu, semakin lama semakin tinggi intensitasnya.

Aku bersyukur dalam hati waktu orang itu menghentikan perbuatan gilanya. Akan tetapi tampaknya itu tidak bertahan lama. Dengan hentakan kasar, orang itu membalikkan tubuhku sehingga tertelentang menghadapnya. Aku terperanjat sekali mengetahui siapa orang itu sebenarnya.
“Rio… Kamu…” Rio hanya menyeringai buas.
“Eh, Mer. Sekarang elu boleh berteriak-teriak sepuasnya, tidak ada lagi orang yang bakalan menolong elu. Apalagi si nenek tua itu sudah mampus!”
Astaga Rio menyebut ibuku, ibu tirinya sendiri, sebagai nenek tua. Keparat.

“Rio! Jangan, Rio! Jangan lakukan ini! Gue kan kakak elu sendiri! Jangan!”
“Kakak? Denger, Mer. Gue tidak pernah nganggap elu kakak gue. Siapa suruh elu jadi kakak gue. Yang gue tau cuma papa gue kawin sama nenek tua, mama elu!”
“Rio!”
“Elu kan cewek, Mer. Papa udah ngebiayain elu hidup dan kuliah. Kan tidak ada salahnya gue sebagai anaknya ngewakilin dia untuk meminta imbalan dari elu. Bales budi dong!”
“Iya, Rio. Tapi bukan begini caranya!”
“Heh, yang gue butuhin cuman tubuh molek elu, tidak mau yang lain. Gue tidak mau tau, elu mau kasih apa tidak!”
“Errgh…”

Aku tidak dapat berbuat apa-apa lagi. Mulut Rio secepat kilat memagut mulutku. Dengan memaksa ia melumat bibirku yang merekah itu, membuatku hampir tidak bisa bernafas. Aku mencoba meronta-ronta melepaskan diri. Tapi cekalan tangan Rio jauh lebih kuat, membuatku tak berdaya. “Akh!” Rio kesakitan sewaktu kugigit lidahnya dengan cukup keras. Tapi, “Plak!” Ia menampar pipiku dengan keras, membuat mataku berkunang-kunang. Kugeleng-gelengkan kepalaku yang terasa seperti berputar-putar.

Tanpa mau membuang-buang waktu lagi, Rio mengeluarkan beberapa utas tali sepatu dari dalam saku celananya. Kemudian ia membentangkan kedua tanganku, dan mengikatnya masing-masing di ujung kiri dan kanan tempat tidur. Demikian juga kedua kakiku, tak luput diikatnya, sehingga tubuhku menjadi terpentang tak berdaya diikat di keempat arah. Oleh karena kencangnya ikatannya itu, tubuhku tertarik cukup kencang, membuat dadaku tambah tegak membusung. Melihat pemandangan yang indah ini membuat mata Rio tambah menyalang-nyalang bernafsu.

Tangan Rio mencengkeram kerah blus yang kukenakan. Satu persatu dibukanya kancing penutup blusku. Setelah kancing-kancing blusku terbuka semua, ditariknya blusku itu ke atas. Kemudian dengan sekali sentakan, ditariknya lepas tali pengikat BH-ku, sehingga buah dadaku yang membusung itu terhampar bebas di depannya.

“Wow! Elu punya toket bagus gini kok tidak bilang-bilang, Mer! Auum!” Rio langsung melahap buah dadaku yang ranum itu. Gelitikan-gelitikan lidahnya pada ujung puting susuku membuatku menggerinjal-gerinjal kegelian. Tapi aku tidak mampu berbuat apa-apa. Semakin keras aku meronta-ronta tampaknya ikatan tanganku semakin kencang. Sakit sekali rasanya tanganku ini. Jadi aku hanya membiarkan buah dada dan puting susuku dilumat Rio sebebas yang ia suka. Aku hanya bisa menengadahkan kepalaku menghadap langit-langit, memikirkan nasibku yang sial ini.

“Aaarrghh… Rio! Jangaannn..!” Lamunanku buyar ketika terasa sakit di selangkanganku. Ternyata Rio mulai menghujamkan kemaluannya ke dalam kewanitaanku. Tambah lama bertambah cepat, membuat tubuhku tersentak-sentak ke atas. Melihat aku yang sudah tergeletak pasrah, memberikan rangsangan yang lebih hebat lagi pada Rio. Dengan sekuat tenaga ia menambah dorongan kemaluannya masuk-keluar dalam kewanitaanku. Membuatku meronta-ronta tak karuan.

“Urrgh…” Akhirnya Rio sudah tidak dapat menahan lagi gejolak nafsu di dalam tubuhnya. Kemaluannya menyemprotkan cairan-cairan putih kental di dalam kewanitaanku. Sebagian berceceran di atas sprei sewaktu ia mengeluarkan kemaluannya, bercampur dengan darah yang mengalir dari dalam kewanitaanku, menandakan selaput daraku sudah robek olehnya. Karena kelelahan, tubuh Rio langsung tergolek di samping tubuhku yang bermandikan keringat dengan nafas terengah-engah.

“Braak!” Aku dan Rio terkejut mendengar pintu kamar terbuka ditendang cukup keras. Lega hatiku melihat siapa yang melakukannya.
“Papa!”
“Rio! Apa-apa sih kamu ini?! Cepat kamu bebaskan Merry!”
Ah, akhirnya neraka jahanam ini berakhir juga, pikirku. Rio mematuhi perintah ayahnya. Segera dibukanya seluruh ikatan di tangan dan kakiku. Aku bangkit dan segera berlari menghambur ke arah ayah tiriku.
“Sudahlah, Mer. Maafin Rio ya. Itu kan sudah terjadi”, kata ayah tiriku menenangkan aku yang terus menangis dalam dekapannya.
“Tapi, Pa. Gimana nasib Meriska? Gimana, Pa? Aaahh… Papaa!” tangisanku berubah menjadi jeritan seketika itu juga tatkala ayah tiriku mengangkat tubuhku sedikit ke atas kemudian ia menghujamkan kemaluannya yang sudah dikeluarkannya dari dalam celananya ke dalam kewanitaanku.

“Aaahh… Papaa… Jangaaan!” Aku meronta-ronta keras. Namun dekapan ayah tiriku yang begitu kencang membuat rontaanku itu tidak berarti apa-apa bagi dirinya. Ayah tiriku semakin ganas menyodok-nyodokkan kemaluannya ke dalam kewanitaanku. Ah! Ayah dan anak sama saja, pikirku, begitu teganya mereka menyetubuhi anak dan kakak tiri mereka sendiri.

Aku menjerit panjang kesakitan sewaktu Rio yang sudah bangkit dari tempat tidur memasukkan kemaluannya ke dalam lubang anusku. Aku merasakan rasa sakit yang hampir tak tertahankan lagi. Ayah dan kakak tiriku itu sama-sama menghunjam tubuhku yang tak berdaya dari kedua arah, depan dan belakang. Akibat kelelahan bercampur dengan kesakitan yang tak terhingga akhirnya aku tidak merasakan apa-apa lagi, tak sadarkan diri. Aku sudah tidak ingat lagi apakah Rio dan ayahnya masih mengagahiku atau tidak setelah itu.

Beberapa bulan telah berlalu. Aku merasa mual dan berkali-kali muntah di kamar mandi. Akhirnya aku memeriksakan diriku ke dokter. Ternyata aku dinyatakan positif hamil. Hasil diagnosa dokter ini bagaikan gada raksasa yang menghantam wajahku. Aku mengandung? Kebingungan-kebingungan terus-menerus menyelimuti benakku. Aku tidak tahu secara pasti, siapa ayah dari anak yang sekarang ada di kandunganku ini. Ayah tiriku atau Rio. Hanya mereka berdua yang pernah menyetubuhiku. Aku bingung, apa status anak dalam kandunganku ini. Yang pasti ia adalah anakku. Lalu apakah ia juga sekaligus adikku alias anak ayah tiriku? Ataukah ia juga sekaligus keponakanku sebab ia adalah anak adik tiriku sendiri?

Cerita Dewasa - semua karna karna hutang

keluarga pak soni merupakan keluarga yang
kaya..akan tetapi tanpa sepengetahuan
keluarganya ternyata pak soni mempunyai
hutang yang sangat besar untuk modal
berusaha. pak soni memiliki anak perempuan
bernama dewi, dewi merupakan anak yang
cantik,dengan kulit putih dan dada yang montok
dengan ukuran 34b. dewi masih duduk di kelas
2 smu.
pada suatu hari pak ahmad seorang rentenir
datang menagih hutang kepada pak soni, akan
tetapi pak soni tidak bisa membayar hutang
tersebut. kebetulan di saat yg sama dewi berada
di rumah. melihat dewi yg cantik pak ahmad pun
tertarik.."pak soni putri anda cantik juga, gini
aja pak hutang bapak akan lunas,dengan sarat
bapak menyerahkan dewi pada saya, ya buat
semalam aja gtu". " jangan pak ahmad,minggu
depan saya lunasi hutang saya". "ok saya tunggu
3 hari,kalo tidak bisa, anakmu yg bakal nanggung
hutang2mu".
3 hari berlalu. pak ahmad datang lagi menagih
hutang...tetapi pak soni belum bsa membayar
hutang tersebut. pak ahmad pun marah besar.
"ok pak, bapak yg melanggar janji bapak, sebagai
gantinya dewi harus melayani saya." pak soni
hanya terdiam. tak lama dewi pulang dari
sekolah, begitu sampe di rumah dewipun
langsung di sergap anak buah pak joko.
"anjrit..apa ini, lepaskan" teriak dewi. " owh
tuan putri sudah pulang rupanyaa" sapa pak
ahmad girang. " mana ayah saya? tanya dewi.
"ayahmu sedang keluar" jawab pak ahmad. tiba2
tubuh dewi yg kecil ditarik pak ahmad yg
keturunan arab yg 2x lebih besar dari dewi. "
anjrit..lepaskan" triak dewi..tanpa peduli teriaka
dewi pak ahmad meremas2 dada dewi. "
hhmmm....besar juga punyamu ya."
"lepaskan..."teriak dewi ketakutan. "pegang dia"
pak ahmad menyuruh anak buahya. dewipun
dipegangi 3 orang laki2 berbadan
besar,kemudian diikat..terlentang di ranjang. Pak
ahmadpun bisa menikmati tubuh dwei
"ampun pak..ampun" mohon dewi kepada pak
ahmad. Pak ahmad g peduli dengan kata2 dewi.
dengan kasar ia membuka seragam dewi,lalu
menyedot2 putingnya.
"akkkhhh...oookkhhh"...ampun pak...jangan..
"hhmmm dadamu indah sekali sayang"...
oooookkhhh....ampun pak...
pak ahmad langsung mengulum bibir dewi
kasar..
"emmmyyhh..oookhhh..."dewi tak bisa berkata2
karena bibirnya diserang pak ahmad..pak ahmad
kemudiam membuka cd dewi langsung
menyedot2 itilnya..
"oooookkkhhh..pakh..ampunh..."
"oookkkhh....akkkhhh..." dewipun tidak kuasa
menahan rangsangan dari pak ahmad..
"enak kan wi...." ucap pak ahmad sambil terus
menjilati itil dewi...
"oookkkhhh...ampun pakh,jangan pakh...." ucap
dewi
pak ahmad lalu membuka clana ma cdny...lalu
mengarahkan ke mulut dewi.
"emut sayang".dewi menolak dengan menutup
mulutnya. pak ahmad memencet hidung
dewi ,dewi megap2 g bisa napas. tanpa buang
waktu pak ahmad langsung memasukkan kontolya
yang panjang ,ke mlt dewi. dewipun makin
megap2 karena mulutnya disumpal kontol
dengan ukuran 20cm. pak ahmad terus menekan
kontolnya nyampe dewi tersendak..pak ahmad
memaju-mundurkan wajah dewi,mengocok
kontolnya..
"oohhh...enak sayang...mulutmu enak bgt" pak
ahmad ke enakkan
"mmmmmhhh....mmmmhhh...mmmhhhh" dewi
hanya bisa pasrah menerima semua ini. dia tau
melawanpun g ada gunanya.
Pak ahmad lalu mencabut kontolnya dari mulut
dewi, kemudian dia memasukkan kontolnya ke
dalam vagina dewi...
"uukkhh...sempit banget saayyaang..."
"akh....akhh...sakit pakh..ampunh..." isak dewi
memelas
pak ahmad lalu menekan kontolnya kuat...
"bbbllesssshhhhh"
"aaaakkkkkhhhhhhhhh" dewi berteriak ketika
perawannya direnggut pak ahmad.
"owh...dewi memekmu enak sekali, g sia2 aku
ganti utang bapakmu dengan kmu"
pak ahmad menggenjot memek dewi tnpa
ampun
mengetahui kalo dia dijadikan alat bayar
hutang,dewipun benar2 pasrah.
Pak ahmad tau dewi sudah dia
dapatkan,kemudian ia melepaskan ikatan dewi,
sambil genjot memek dewi.
"ooohhh...ohhhhh...sudah pak...sakit.."rintih
dewi
"ooohh...sakit"
Pak ahmad sudah g peduli lagi dengan rintihan
dewi, yg dia cari hanya kenikmatan dari tubuh
dewi. dia terus menggenjot tubuh dewi.
'oooohhhh...ooohhh...ohhh"rintih dewi
pak ahmad lalu menarik tubuh dewi ke
pelukannya..lalu membopong dia,ngentot dewi
sambil berdiri. dewipun merasakan vaginanya di
sodok makin dalam.
"aaaakkkkkkkkhhhhhhhhhhhh"..dewi menjerit
"akh..akhh..akh..sakit pak "
pak joko memutar tubuh dewi, lalu mnyodok
dewi dari belakang
"oohh dewi...nkmat bgt tubuhmu"...
"akh ampun pak sudah....cukup.."iba dewi.
tiba2 pak ahmad mencabut kontolnya...dewi
pikir semua sudah berakir..tp kemudian..pak
ahmad memaksa kontolnya masuk ke anus
dewi...
"aaaaakkkkkhhhh...ampunh..jangan ....akkkkkkhhh.
.." teriak dewi kesakitan..
"ampun
pak....tolong...jangan....akkkkkkhhhhhhhhh.."
tubuh dewi melengkung ketika kontol pak ahmad
menghujam anusny.
"oohhh dewi....anusmu g kalah enaknya dengan
memekmu"
"akh...akh...akhh..ampun,,,sakit.."
pak ahmad g peduli rintihan dewi,menyodok
anus dewi.
dewi menangis menahan sakit di anusnya....
"akh...sakit pak..."
pak ahmad..lalu memasukkan kontolnya ke
memek dewi lgi...
"akkhhkk....."dewi pun teriak kecil
"aku mau muncrat sayang, nitip calon anakku ya
sayang"..ucap pak ahmad
" jngan pak saya mohon jangan di dalam.."
"crooot....croooottt..crooot" pak ahmad pun
menyemprotkan spermanya ke dalam memek
dewi.
"ooooooooohhhhhhhhhhh" enak bgt sayang...
dewipun cuma bisa menangis...ketika memeknya
di sembur sperma pak ahmad.
kemudian pak ahmad mencabut kontolnya..dan
meninggalkan dewi begitu saja setelah puas
dengan tubuh dewi...darah perawan dewi
berceceran di atas sprei...dewi cm bisa
menangis..meratapi hidupnya..
 
Blogger Custom Domain by : Cybernet Web design | Jasa Blogger | Jasa Website
Copyright © 2013 Free Digital Marketing Basics Course - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger